Thursday, August 25, 2011

1 Langkah lagi


detail_img

Hari itu Lisa baru saja pulang dari sekolah. Jarak dari sekolah ke rumahnya hanya sekitar 1 jam dengan berjalan kaki, walaupun sebenarnya ada angkot yang bisa membawanya langsung ke rumah hanya dalam waktu 15 menit.


Tapi memang terkadang Lisa senang untuk berjalan kaki pulang ke rumah. Apalagi kalau sedang memikirkan sesuatu, saat berjalan kaki itulah yang sering dipakainya untuk merenung sekaligus memanjatkan doa di hadapan Tuhan (tentu saja Lisa tidak berjalan sambil memejamkan mata).

Ditambah lagi sebagai anak kost, dengan uang bulanan yang sangat pas-pasan, hari itu memang keuangan Lisa sedang pas-pasan. Jadi mau tak mau Lisa pun memutuskan untuk pulang berjalan kaki. Dalam perjalanan itu, sambil melihat mobil yang lalu-lalang, tanpa terasa setengah jam sudah berlalu. Dan kelelahan mulai mendera diri Lisa.

Ingin rasanya Lisa beristirahat di pinggir jalan sekedar melepas lelah, tapi perutnya ternyata tidak bisa diajak kompromi. Lisa memang belum makan siang hari itu. Jadi serba salahlah waktu itu. Mau beristirahat, perut Lisa kelaparan. Tapi meneruskan langkahpun rasanya kakinya sudah berat sekali. Apalagi jalur jalan kaki dan jalur angkot itu beda, sehingga di jalan yang Lisa lalui tak ada angkot yang bisa dinaikinya untuk bisa sampai langsung ke rumah.

Dalam kelelahannya, Lisa berseru kepada Tuhan, “Tuhan, aku capek! Aku lelah... mana laper lagi...” lalu dengan lembut, Tuhan hanya menjawab, “Anak-Ku, setiap langkahmu itu berarti. Satu langkah yang kamu ambil membuatmu lebih dekat satu langkah dari rumah.”

Lisa pun langsung termenung mendengar suara lembut itu. Benar juga, kalau dia beristirahat sekarang, semakin lama waktu yang dibutuhkannya untuk sampai di rumah. Akhirnya, Lisa pun memutuskan untuk meneruskan langkah walaupun berat. Dan sepertinya, sepanjang sisa perjalanan itu, Tuhan terus menyemangati dirinya dan berkata, “Ayo anak-Ku, satu langkah lagi! Satu langkah lagi!!!” Dengan semangat Lisa pun terus melangkah dan akhirnya bisa tiba di rumah walaupun dengan susah payah.

Kisah ini sederhana namun mengandung makna yamg sangat dalam. Di dalam hidup ini, sepanjang kita mempunyai tujuan, tetaplah bertekad untuk terus melangkah maju apapun yang terjadi. Sesulit apa pun jalan yang harus ditempuh, seberat apapun masalah yang sedang dihadapi, sepanjang kita terus melangkah maju, kita akan selangkah lebih dekat dengan tujuan. Dan kita, KITA TIDAK BOLEH MENYERAH!!!


Sumber : 
Jawaban.Com

BAHAGIA itu adalah sebuah PILIHAN

detail_imgSuatu ketika istri John Maxwell seorang pembicara motivator terkenal, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang "kebahagiaan". Maxwell sang suami duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan dan tiba sesi tanya jawab. Setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya.


"Mrs. Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?" Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak." Seluruh ruangan terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia."

Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. Maxwell juga menoleh kesana-kemari mencari pintu keluar. Rasanya ia ingin lari dari ruangan itu.

Margaret kemudian melanjutkan, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan maupun main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuat saya bahagia."

Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?" Margaret kemudian menjawab, "Karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaan saya selain diri saya sendiri."

Margaret dengan jelas mengatakan tidak ada orang lain yang bisa membuat Anda bahagia. Baik itu pasangan hidup Anda, sahabat Anda, uang Anda, hobi Anda, dll. Semua itu tidak bisa membuat Anda bahagia Karena yang bisa membuat diri Anda bahagia adalah diri Anda sendiri. Anda bertanggung jawab atas diri Anda sendiri.

Kalau Anda selalu merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, Anda tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar. Bahagia atau tidaknya hidup Anda bukan ditentukan oleh seberapa kaya diri Anda, seberapa cantik istri Anda atau gagah suami Anda, atau sesukses apa hidup Anda. Bahagia adalah pilihan Anda sendiri.

Sumber : John Maxwell