Wednesday, April 13, 2011

Mengetuk 12.500 rumah.. wow.. :o

detail_img

Saat Dr. Ignatius Piazza masih seorang chiropractor muda – seorang ahli kesehatan yang berfokus penyembuhan dengan perbaikan dan penyempurnaan tulang belakang – yang baru lulus, ia memutuskan ingin membuka praktik di daerah Monterey Bay, California. Ketika ia meminta bantuan asosiasi chiropractor setempat, mereka menyarankannya untuk praktik di tempat lain. 

Mereka mengatakan bahwa ia takkan berhasil karena di daerah itu sudah ada terlalu banyak chiropractor. Tanpa gentar, ia menerapkan Prinsip Berikutnya. Selama berbulan-bula ia berkunjung dari rumah ke rumah mulai pagi sampai matahari terbenam, mengetuki pintu. 

Setelah memperkenalkan diri sebagai dokter muda yang baru di kota itu, ia mengajukan beberapa pertanyaan:

“Dimana sebaiknya saya membuka praktik?”

”Di surat kabar apa saya harus memasang iklan yang bisa dibaca para tetangga Anda?”

“Apakah sebaiknya saya praktik pagi-pagi atau buka sampai malam untuk mereka yang bekerja dari pagi sampai sore?”

“Apakah nama klinik saya sebaiknya Chropractic Westor atau Ignatius Piazza Chiropractic?”

Dan akhirnya ia bertanya, “Kalau saya mengadakan open house, maukah Anda saya beri undangan?” Jika orang-orang berkata ya, ia menulis nama dan alamat mereka, lalu melanjutkan… hari demi hari, bulan demi bulan. Ketika selesai, ia sudah mengetuk lebih dari 12.500 pintu dan berbicara kepada lebih dari 6.500 orang. Ia mendapat banyak jawaban tidak. Ia mendapat banyak tanggapan tak-ada-orang-di rumah. Ia bahkan pernah terperangkap di sebuah teras – karena seekor anjing pit bull – sepanjang siang! Tapi ia juga mendapat cukup banyak ya sehingga pada bulan pertama praktiknya, ia menangani 233 pasien baru dan memperoleh penghasilan terbesar senilai $72.000 – di daerah yang “Tidak memerlukan satu chiropractor lagi!”

Dari kisah Dr. Piazza kita bisa belajar bahwa untuk mencapai apa yang Anda inginkan, Anda harus mengetuk.. mengetuk.. dan mengetuk… sampai Anda mendapatkan apa yang Anda mau. Jangan tersinggung dengan penolakan, karena yang mereka tolak bukanlah pribadi Anda. Penolakan adalah bagian alami dari kehidupan. Anda akan menemukannya dimanapun Anda berada. Tapi jika Anda ingin sukses dalam bidang apapun, jangan pernah menyerah menghadapi penolakan.

Aku berkata kepadamu, teruslah meminta kepada Allah, dan kamu akan menerima. Teruslah mencari dan kamu akan menemukannya. Teruslah mengetuk dan pintu akan dibuka bagimu. Sebab setiap orang yang terus meminta, akan menerima. Dan orang yang terus mencari, akan menemukan. Dan bagi orang yang terus mengetuk pintu, akan dibuka. ~ Lukas 11:9-10 Versi Draft World Bible Translation Center

Memimpin Dengan Ketaatan

detail_img

Pada abad kesebelas, Raja Henry III dari Bavaria mulai jenuh dengan kehidupan di istana dan tekanan-tekanan sebagai seorang raja. Ia akhirnya melamar kepada Pryor Richard di sebuah biara lokal dan meminta agar dirinya diterima sebagai anggota biara tersebut. Raja Henry ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan menjadi seorang biarawan.

“Ya, Raja,” kata Pryor Richard, “Apakah Anda memahami bahwa Anda harus berjanji untuk taat di sini? Itu akan sulit bagi Anda karena Anda adalah seorang raja.”

“Saya paham,” jawab Raja Henry. “Sisa hidup saya, saya akan taat kepada Anda, sebagaimana Kristus memimpin Anda.”

“Kalau demikian saya akan memberitahukan kepada Anda apa yang harus Anda lakukan,” kata Pryor Richard. “Kembalilah ke tahta Anda dan layanilah dengan setia dimana Allah telah menempatkan Anda.”

Ketika akhirnya Raja Henry III menutup usia, suatu pernyataan ditulis: “Raja telah belajar untuk berkuasa melalui ketaatan.”
Seberapa sering kita seperti Raja Henry III ini ketika menghadapi kejenuhan dan tekanan hidup, baik di pelayanan ataupun di tempat kerja? Kita ingin lari meninggalkan tekanan itu, atau mencari suasana baru yang bisa menyegarkan kita. Kita hanya mencari apa yang menyenangkan hati kita, namun kita jarang bertanya apakah yang Tuhan mau. Pada hal, kemungkinan besar Tuhan ingin kita tetap menjalankan tugas kita sebaik mungkin dimana Ia telah menempatkan kita.

Dari kisah di atas, mari kita belajar untuk menjalankan tanggung jawab kita dengan penuh ketaatan. Ada waktunya ketika kejenuhan itu akhirnya berlalu, dan kita melihat bagaimana indahnya rencana Tuhan di genapi dengan apa yang kita kerjakan.