INILAH.COM, Jakarta - Di dunia terdapat cuaca aneh yang sangat tak wajar. Seperti langhit berdarah, hujan ikan, bom es hingga bulan biru. Fenomena alam yang menarik. Seperti apa?
1. Hujan Ikan dan Katak
Dari California , Inggris hingga India , secara periodik terjadi presipitasi (hujan) aneh. Hewan kecil seperti ikan, katak dan ular jatuh dari langit beberapa kilometer dari air. Puting beliung yang berputar di danau atau samudra dapat menghisap air dan apapun yang ada di dalamnya ke awan di atasnya.
2. Bola Api Besar
Selama berabad-abad, orang melaporkan keanehan listrik di rumah mereka, terutama selama badai petir. Bola cahaya seukuran bola golf hingga bola sepakbola terkadang melayang di udara selama badai dan memancarkan panas serta suara.
Bola ini biasanya akan hilang ketika mengenai benda berlistrik seperti TV namun terkadang bisa meledak dengan ganas dan menyebabkan kebakaran. Bola cahaya ini tak hanya mistis juga membuat ilmuwan bingung.
3. Langit Berdarah
Hujan darah terdengar seperti film horor Hollywood . Namun, pada zaman Romawi kuno, hujan ini dikabarkan pernah terjadi. Meski menakutkan, hujan ini sebenarnya bukanlah darah.
Warna merah disebabkan debu atau pasir yang tertiup ke atmosfer dan dibawa angin kuat dan akhirnya
bercampur dengan awan hujan dan mewarnai hujan. Di Eropa, hujan merah ini diwarnai debu yang ada di benua itu dari badai pasir Sahara .
4. Tiga Matahari
Di hari yang cerah, langit juga bisa memberi kejutan, setidaknya untuk mata. Jika matahari dekat dengan horizon dan awan cirrus berada di atasnya, ‘hantu’ tiga matahari akan bersinar di langit.
Matahari hantu ini sebenarnya cahaya terang yang tercipta ketika cahaya matahari dicerminkan oleh kristal kecil yang ada di awan. Meski hal ini merupakan fenomena optik umum, fenomena ini tak selalu muncul.
5. Bulan Biru
‘Bulan biru’ terjadi tiap dua setengah tahun ketika bulan purnama terjadi dua kali dalam satu bulan kalender.
Terdapat peristiwa langka ketika bulan tampak biru. Kebakaran hutan dan gunung api dapat menembakkan abu ke atmosfer dan tercampur tetesan air.
Tetesan air ini dapat bergerak ribuan kilometer mengelilingi Bumi dan cukup untuk membuyarkan cahaya matahari dan membuat bulan berwarna biru.
6. Monster Laut
Monster Loch Ness mungkin hanya ungkapan berlebihan dari kolom putaran air. Angin puyuh kecil yang terkadang disebut ‘iblis air’ ini dapat mengubah air hangat menjadi corong.
Iblis air ini dapat berputar dan mengeluarkan suara desis. Suara ini dipadukan dengan tampilan seperti berleher panjang dan membuatnya terkesan seperti monster laut menakutkan yang akan melompat menyerang Anda.
7. Angin Puyuh Berapi
Meski tak ganas, iblis debu ini bisa sangat mengerikan. Angin puyuh ini merupakan versi kecil tornado yang terbentuk ketika panas bertemua tanah menyebabkan udara dan angin di atasnya berputar.
Angin puyuh ini tercampur debu dari tanah. Angin puyuh ini memiliki saudara yang lebih menakutkan, yakni iblis api. Iblis api terbentuk ketika panas intens hutan kebakaran menciptakan tali api yang berputar dengan ganas di atas kebakaran itu.
8. Sprite, Jet dan Elf
Selama bertahun-tahun, pilot melaporkan kilatan berwarna aneh yang keluar dari ujung badai awan dan membuat banyak orang tak percaya. Namun kini, ilmuwan menemukan bukti jenis petir aneh ini memang ada. Sprite merah merupakan ledakan cahaya merah yang berada 80,5 km di atas Bumi dan biasanya muncul dalam lebih dari dua kluster.
Saudaranya, Jet biru, merupakan kerucut cahaya biru yang terjadi di bagian atmosfer yang lebih rendah dari Sprite merah. Jet biru yang terjadi bersamaan dengan Sprite merah disebut Elf. Cahaya merah berbentuk panekuk yang tercipta dari petir di bawahnya. Kilatan ini hanya terjadi seperseribu detik dan ilmuwan terus menyelidi apa pemicunya.
9. Api Santo Elmo
Selama badai petir, banyak orang melaporkan bola ‘api’ berdansa di atas kapal. Bola api kecil bernama api Santo Elmo ini merupakan listrik statis yang timbul selama badai petir. Meski tak berbahaya, bola api kecil ini bisa terjadi sebelum ada sambaran petir. Bola api ini bisa menjadi pengingat agar Anda menjauh.
10. Bom Es
Kebanyakan orang yang pernah mengalami badai petir pernah mengalami hujan es sebesar bola kasti. Namun, pada beberapa hujan es, bisa jauh lebih besar (tercatat 40 kilogram) jatuh dari langit.
Lebih misteriusnya, bongkahan es ini terkadang jatuh ke Bumi tanpa adanya awan di langit. Sementara beberapa hujan es terbukti terjadi karena ada es yang jatuh dari sayap pesawat, beberapa hujan es masih tak bisa dijelaskan apa penyebabnya.
A man must be big enough to admit his mistakes, smart enough to profit from them, and strong enough to correct them. John C. Maxwell
Wednesday, March 30, 2011
Tuesday, March 29, 2011
Ketika Semua Orang Menolak Aku
Sumber Kesaksian: Lili Herawati
Saat Lili masih bayi, seorang paranormal mengatakan pada ibunya bahwa Lili adalah anak pembawa sial. Sejak itulah Lili menerima perlakuan keluarga yang amat buruk.
Aku sering didiskriminasikan kalau sedang makan. Misalnya, kadang keluargaku makan tomat dan telur yang dijadikan satu sementara aku hanya makan nasi dengan sedikit garam dan air serta krupuk. Terkadang kalau orang tuaku pergi aku tidak suka diajak karena mereka tidak nyaman untuk mengajak aku. Mereka hanya akan mengajak kakak dan sepupu aku yang lain sementara aku hanya ditinggal dirumah. Aku jadi terbiasa di rumah dan aku tidak pernah pergi ke yang namanya mall.
Setiap kali Lili melakukan kesalahan maka ia akan disebut sebagai anak sial. Akibatnya Lili mulai menunjukkan sikap yang tidak semestinya. Lili bahkan berani memperlakukan kakaknya, Maria Herawati secara tidak wajar.
Dia berusaha untuk menyakiti perasaan saya, sampai-sampai dia pernah memukuli saya sebagai kakaknya. Dia berusaha menyakiti hati saya.
Saat kuliah dia berkenalan dengan pria yang lalu menjadi pacarnya.
Ternyata pria ini cukup baik, cukup berhasil dan berhasil memberikan apa yang selama ini aku inginkan dalam hidupku. Aku berpikir bahwa dia adalah orang yang Tuhan kasih untuk membebaskan aku dari penderitaan selama ini.
Tetapi hubungan cinta mereka tidak bertahan lama.
Pada saat-saat aku mencintai dia lebih daripada aku mencintai diriku sendiri, dia pergi meninggalkan aku. Selama ini aku berfikir bahwa akhirnya Tuhan mendengar doaku. Tuhan memberi aku seorang pria yang mengerti aku yang aku pikir tidak akan aku dapat dari orang lain. Aku lalu berpikir bahwa kerjaan Tuhan itu hanya menipu, dari aku lahir hingga besar tidak pernah ada yang sayang padaku. Aku bertanya kenapa Tuhan tidak mengerjakan sesuatu. Katanya Tuhan penuh dengan kuasa, katanya Tuhan penuh denganMaha… Maha… Maha…. Tapi kenapa Tuhan tidak bisa merubah hidupku yang seperti ini?.
Kekecewaan yang mendalam membuat Lili berkali-kali mencoba untuk mengakhiri hidupnya.
Tuhan gimana ya?, aku ingin mati!. Tapi kenapa setiap kali aku ingin mati, aku ingat pada orang tua. Padahal orang tua juga nggak sayang-sayang amat padaku. Peduli padaku juga tidak.
Lili merasakan puncak deritanya. Belum cukup disitu, pada bulan yang sama tante yang paling dekat dengan Lili meninggal dunia. Ditengah pertanyaan yang berkecamuk dalam dirinya, Tuhan mulai menyatakan kasihNya dalam kehidupan Lili.
Aku berpikir : “Akhirnya setiap orang harus mati juga, tapi kenapa ya saya justru tidak mati-mati!”. Aku melihat wajahnya sambil bertanya-tanya : “Kalau mati, apa ya yang aku akan lakukan?. Apakah ketika aku mati semuanya selesai begitu saja”. Saat itulah Tuhan mulai berkata-kata : “Aku mengasihimu walaupun dunia membuang engkau. Aku tidak pernah membuang engkau”.
Aku tiba-tiba merasa Tuhan datang dan aku tidak pernah merasa seperti itu. Kata-kata “Aku mengasihi kamu” itu yang membuat aku berpikir bahwa itu pasti perkataan Tuhan karena aku tidak pernah bisa mengasihi diriku sendiri.
Sejak malam itu Lili mulai bisa mengampuni orang-orang yang menyakiti dirinya. Dia juga mulai belajar untuk mengasihi keluarganya. Tetapi Lili tidak berusaha sendirian, ada seorang teman yang selalu mendukungnya dalam doa.
Venalis Sutanto, temanLili bersaksi tentang hidup lama Lili.
Dulu Lili tertutup orangnya. Dia juga orang yang kasar dan sering marah. Tapi sekarang dia lebih lembut, lebih perhatian pada keluarganya dan juga suka menolong orang lain.
Maria Herawati, kakak Lili juga melihat perubahan adiknya ini.
Sekarang Lili telah berubah dan mau peduli pada kami sekeluarga, pada saya, pada mama dan dengan adiknya.
Hidup Lili ini menjadi hidup yang dipenuhi nilai Illahi.
Terima kasih Tuhan engkau telah memulihkan aku dan menjadikan hidupku lebih berarti.
Ada Kekuatan Di Dalam Badai
Tidak ada seorang manusiapun yang akan lepas dari yang namanya badai kehidupan. Suka atau tidak setiap orang pasti akan mengalaminya, baik dia orang miskin maupun orang kaya, umat Tuhan ataupun tidak. Semuanya pasti akan mengalaminya, sama seperti badai yang tidak akan memilih-milih sasarannya di bumi demikian juga badai kehidupan tidak akan memilih-milih sasarannya atas manusia. Kami pribadi sering mengalaminya bahkan sampai tidak dapat dihitung lagi jumlahnya.
Badai biasanya akan sangat memberi dampak terhadap daerah-daerah yang dilaluinya. Kita sering melihat di Televisi, daerah-daerah yang dilanda badai biasanya banyak mengalami kehancuran. Namun, pernahkan Saudara perhatikan diantara bangunan-bangunan yang hancur itu ada beberapa bangunan yang tidak hancur?
Pernah kami menonton televisi yang menceritakan bagaimana kedahsyatan badai menerjang sebuah daerah di Amerika Serikat. Banyak rumah dan gedung yang hancur berantakan, namun ada juga beberapa rumah yang bertahan, tidak hancur. Rumah itu bahkan menjadi tempat berlindung penghuninya sehingga mereka selamat. Sementara rumah yang hancur itu bukan saja tidak bisa melindungi penghuninya, justru puing-puing rumah itulah yang menjadi pembunuh penghuninya.
Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa ada rumah yang hancur dan kenapa pula ada yang bertahan, tidak hancur? Jawabannya adalah karena rumah yang bertahan dibangun dengan pondasi dan bangunan yang kuat sementara rumah yang hancur dibangun dengan pondasi dan bangunan yang lemah.
Demikian halnya, kehidupan kerohanian juga akan mengalami hal yang sama. Orang kristen yang di bangun diatas pondasi yang kuat seperti dibangun diatas batu yang kokoh, tidak akan hancur menghadapi badai. Tetapi sebaliknya, orang kristen yang kehidupan kerohaniannya di bangun diatas pasir akan hancur berantakan.
Yang dimaksud dengan membangun diatas batu adalah orang yang mendengarkan dan melakukan firman Tuhan. Sementara orang yang membangun diatas pasir adalah orang yang mendengarkan firman namun tidak melakukannya. Itu tertulis pada ayat dibawah :
Mat 7:24-27 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Lalu yang menjadi pertanyaan, mengapa harus ada badai?
Jawabannya adalah:
1. Untuk membuktikan apakah seseorang itu hidup dalam firman Tuhan atau tidak.
Dengan badai akan teruji siapakah kehidupan yang benar-benar hidup dan tinggal dalam firman Tuhan dan siapa yang tidak. Orang yang hidup dalam firman akan senantiasa teguh berdiri karena ia mengerti akan maksud Tuhan dan ia juga mengerti bahwa badai yang di alaminya itu tidak akan melebih dari kekuatannya, seperti pada ayat dibawah:
1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Orang yang hidup dalam firman Tuhan adalah orang yang menanti-nantikan dan menaruh harapannya hanya pada Tuhan. Orang seperti ini tidak akan pernah lelah mengikut Tuhan. Alkitab mencatat orang seperti ini di umpamakan dengan burung rajawali. Itu kita temukan pada ayat dibawah:
Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Burung rajawali adalah sejenis burung yang unik karena burung ini tidak pernah takut akan badai. Burung jenis lain akan sembunyi dan akan senantiasa menghindarkan diri dari badai sementara burung rajawali justru sebaliknya. Burung rajawali menyadari justru dengan badai ia akan dapat terbang semakin tinggi dan semakin jauh. Badai tidak membuatnya hancur dan hilang, justru badai membuatnya semakin tinggi dan semakin tinggi lagi.
Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita berusaha menghindarkan diri dari badai dalam kehidupan kita? Atau sebaliknya, seperti burung rajawali yang justru menyukai badai dan menjadikan badai membuatnya semakin terbang tinggi?
Saudaraku, seperti yang kami ungkapkan diatas, suka atau tidak suatu saat kita pasti akan menghadapi badai itu. Satu hal yang harus kita pegang, marilah seperti burung rajawali yang menjadikan badai itu sebuah sarana untuk terbang semakin tinggi dan lebih tinggi lagi. Mari jadikan badai itu membuat kerohanian kita semakin tinggi dan lebih tinggi lagi.
2. Untuk membuktikan apakan kita Kristen sekam atau tidak.
Badai juga akan membuktikan apakah kita Kristen sekam atau tidak. Itu kita temukan pada ayat dibawah:
Ayub 21:18 Mereka menjadi seperti jerami di depan angin, seperti sekam yang diterbangkan badai.
Sekam akan hilang diterbangkan badai. Sekam adalah kulit dari padi-padian. Sekam hampir tidak memiliki bobot karena telah kehilangan bulir padinya, itulah sebabnya sekam dengan mudah ditiup oleh angin.
Kristen sekam adalah kehidupan yang tidak memiliki bobot kerohanian dan itulah sebabnya ketika ada angin, terlebih lagi badai, ia akan terbang dan hilang bersama badai tersebut.
Oleh sebab itu mari kita perhatikan hidup kita, apakah kita punya bobot rohani apa tidak. Badai kehidupan akan membuktikan itu. Jika kita adalah kristen yang memiliki bobot maka badai tidak akan pernah bisa menerbangkan kita. Tetapi sebaliknya jika kita adalah kristen yang tidak memiliki bobot rohani, dengan kata lain kristen sekam maka ketika badai kehidupan datang, kita akan hilang bersama badai itu.
Oleh sebab itu jika saya dan saudara ingin kuat dalam badai, hiduplah dalam firman Tuhan dan milikilah bobot rohani itu. Maka ketika badai datang, saya dan saudara akan menjadi seperti burung rajawali yang akan terbang semakin tinggi, berlari tidak menjadi lesu dan berjalan tidak menjadi lelah. Dalam pengiringan saudara kepada Kristus, saudara akan senantiasa mendapat kekuatan baru. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Kawan Sekerja Allah
“Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah” ( 1 Korintus 3:5-9 )
Umumnya kata “hamba” kita pakai untuk menghambakan diri kita di hadapan Allah. Kita mungkin pernah mendengar arti hamba atau budak dalam Perjanjian Baru (PB), yaitu pada sistem perbudakan zaman itu di mana para budak adalah orang-orang yang berstatus sangat rendah, bahkan lebih rendah dari hewan. Tak punya hak, tak mendapat upah, hidupnya dimiliki dan dikontrol oleh tuannya.
Tidak heran bila di kalangan tertentu, para orangtua keberatan jika anaknya ingin menjadi hamba Allah. Bagi mereka, status sosial hamba Allah adalah rendah, begitu pula perekonomiannya. Namun sebagian kelompok berpandangan lain. Mereka justru merasa terhormat bila anak mereka menjadi hamba Allah. Sebab dalam pandangan mereka, menjadi pendeta atau menduduki jabatan resmi gerejawi tertentu, justru meningkatkan pengaruh dan status sosial mereka.
Nah, yang mana yang anda setujui ? Yang mana yang anda hayati ketika terlibat dalam pelayanan atau waktu merespons ajakan untuk melayani ? Rasul Paulus memperkenalkan istilah lain untuk menjadi seorang yang melayani Allah. Ia menyebut dirinya dan semua yang terlibat dalam penginjilan, misi, penggembalaan, pembangunan gereja, dan berbagai bentuk pelayanan lain, sebagai “kawan sekerja Allah”, sambil tetap memakai istilah pelayan Tuhan. Dalam perusahaan, “kawan sekerja” atau “ partner” biasa juga disebut kolega, atau rekanan. Ini menunjukkan kedudukan yang sangat penting dan terhormat.
Konsep paradoks ini sebaiknya ada bersamaan dalam diri tiap orang yang terlibat dalam pekerjaan Allah. Kita yang sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus adalah hamba-Nya karena kasih karunia-Nya yang menyelamatkan, membuat hidup kita adalah milik-Nya ( Bdk Roma 6:22 ). Kita adalah kawan sekerja-Nya sebab dalam keajaiban anugerah dan cara Ia mewujudkan rencana-Nya, Ia menjadikan kita rekan-Nya. Jika konsep ini benar-benar kita hayati, pasti radikal praktiknya ! Kita tidak akan bersaing dengan sesama pekerja Tuhan, tetapi bekerja sama ! Kita tidak menilai pelayanan dari cara pandang yang lepas dan pecah, tetapi dari persfektif kebersamaan yaitu keutuhan tubuh Kristus. Kita bersyukur boleh berjuang dan semua yang kita kerjakan saling melengkapi dan Allah nyata berkarya di dalamnya !
1 Orang Percaya, Seisi Kampung Diselamatkan
Pengantar Redaksi:
Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam melewati jalan berbatu dan menanjak, akhirnya rombongan kami sampai juga di desa Kenalan. Sejenak kami heran dan kagum memandangi sebuah gereja dengan arsitektur modern berdiri megah di desa yang terletak di lereng barat gunung. GKJ KENALAN, begitu nama yang terpampang di papan di halaman gereja.
"Lebih bagus dan lebih besar daripada gerejaku." bisik seorang teman. Beberapa saat kemudian tampak serombongan jemaat memasuki halaman gereja. Hanya dalam waktu kurang dari setengah jam saja, gereja berkapasitas 400-an orang itu sudah penuh sesak. Terasa unik memang, di sebuah desa terpencil berdiri gedung gereja yang megah dengan jemaat sebanyak itu. Ya, sejarah lahirnya gereja ini sangat menarik. Sejak Sudarmono, mantan lurah desa Kenalan dan istrinya, Sumari, percaya pada Yesus sekitar 30 tahun yang lalu, saat ini hampir seluruh penduduk desa itu beriman dan percaya pada Yesus. Bagaimana semua itu bisa terjadi? Ikuti kisah menarik di bawah ini seperti yang dituturkan pasangan suami-istri itu kepada Sari dan Wawan dari majalah BAHANA.
Sakit Keras
Cerita ini berawal dari sakitnya Sumari, istriku tercinta. Sudah sekitar tujuh bulan dia tergeletak lemah tak berdaya di rumah akibat penyakit yang tidak jelas. Segala upaya kulakukan demi kesembuhan ibu dari anak-anakku itu. Beberapa tetanggaku menyarankan supaya aku datang pada "orang pintar" yang cukup terkenal di daerah kami. Karena belum percaya Yesus dan terdorong keinginan kuat supaya istriku sembuh, aku turuti saja saran mereka. Hampir 10 dukun sudah aku datangi namun tidak ada hasilnya. Bagaimana bisa berhasil kalau cara pengobatannya aneh? Obat dari dukun hanya berupa segelas air putih mentah yang diberi bunga mawar, kenanga, kanthil dicampur arang dari dupa yang telah dibakar. Air segelas itu harus diminum sampai habis. Meski tidak masuk akal, entah kenapa aku dan istriku percaya dan menuruti petunjuk dukun itu. Sakit istriku tidak kunjung sembuh malah sebaliknya semakin parah saja.
Setelah lelah, berobat ke sana kemari, aku datang pada Pak Jasmin, seorang penyuluh pertanian yang bertugas di desaku. Aku ceritakan semua tentang istriku dan usaha yang telah kulakukan. Kemudian Pak Jasmin yang juga anggota majelis GKJ Ngablak itu menawarkan untuk mendoakan istriku secara Kristen. Meski belum pernah mengenal Yesus, aku rela saja istriku didoakan dalam nama Yesus karena aku sangat ingin dia sembuh. Tim doa GKJ Ngablak yang terdiri dari tujuh orang itu lalu mengunjungi rumahku. Mereka bersatu hati mendoakan istriku yang semakin hari semakin lemah saja. Sebelum pulang, mereka menganjurkan supaya istriku dibawa ke dokter saja.
Herannya, istriku langsung menuruti anjuran mereka padahal sebelum itu dia tidak pernah mau kalau diajak berobat ke dokter. Mungkin Tuhan sendiri yang membuka hatinya. Hasil pemeriksaan dokter membuat hatiku miris. Bagaimana tidak? Ternyata ada tumor yang cukup ganas bersarang di rahim istriku. Dengan hati sedih, aku membawanya ke RS Dr. Karyadi untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Menurut dokter, akar tumor itu sudah menjalar ke mana-mana sehingga tidak dapat diangkat. Satu-satunya pengobatan adalah dengan cara disinar saja.
Namun itu pun tidak dapat segera dilaksanakan karena Hb istriku terlalu rendah. Baru setelah seminggu dirawat, istriku dapat disinar (dibestral). Di rumah sakit itu, istriku tinggal sekamar dengan pasien kanker kandungan lainnya. Selama dirawat tiga bulan, istriku menyaksikan teman-teman sekamarnya meninggal satu per satu. Hanya dia yang dapat bertahan. Peristiwa tersebut tidak membuat istriku takut ataupun patah arang. Dia tetap semangat bahkan punya kemantapan dapat sembuh dari penyakit ini. Keyakinan ini didapatkannya setelah dia percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat.
Memang selama dirawat di rumah sakit, tim doa dari GKJ Ngablak dengan tekun membesuk dan mendoakan istriku. Dukungan inilah yang menyemangati istriku untuk bertahan hidup. Bahkan, dia pun mulai belajar berdoa dengan cara Kristen. Sejak mengenal Yesus, aku juga rajin berdoa dan mengadakan persekutuan doa di rumahku seminggu sekali. Itulah yang menguatkan aku.
Pamit Pada Warga
Sementara itu, keadaan istriku semakin parah saja. Suatu hari, dia sempat tidak sadar selama beberapa saat. Saat kejadian itu berlangsung, aku sedang di rumah sibuk memanen tembakau. Saking sibuknya, aku sampai lupa berdoa. Namun, Tuhan itu tetap baik. Akhirnya, istriku sadar kembali. Jika ditanya, apa yang dirasakan selama tidak sadar 30 menit itu istriku selalu tidak dapat menjelaskan. Selama sakit, istriku pernah bermimpi didatangi oleh seorang laki-laki berkerudung putih.
Laki-laki yang wajahnya tidak begitu jelas itu lalu menjamah dan menyembuhkannya. Betapapun aku sudah berdoa dan beriman pada Yesus, sisi kemanusiaanku masih saja muncul. Hatiku tetap diliputi keraguan, apakah istriku benar-benar dapat sembuh? Data medis menunjukkan, secara akal manusia istriku tidak dapat disembuhkan lagi.
Namun ternyata kuasa Tuhan melampaui segala akal manusia. Dari hari ke hari, keadaan istriku mulai membaik. Aku sangat percaya, ini adalah pekerjaan Tuhan saja. Karena itu, aku semakin percaya pada Yesus. Kemantapan hatiku untuk beriman pada Yesus ini langsung kusampaikan pada warga. Suatu hari aku mengumpulkan beberapa tokoh warga dari dua dusun di bawah pemerintahanku dalam suatu pertemuan yang kami sebut dengan rembug desa. Dalam pertemuan ini, aku menceritakan tentang keadaan istriku yang semakin membaik karena didoakan oleh Tim Doa dari GKJ Ngablak. Aku lalu menyatakan keinginanku untuk percaya pada Yesus dan memeluk agama Kristen. Puji Tuhan, beberapa tokoh itu tanpa paksaan siapa pun menyatakan keinginan yang sama.
Bersama dengan mereka dan didukung oleh pendeta dan majelis dari GKJ Ngablak, aku merintis ibadah di desaku.
Tempat Berpindah-pindah
Sekitar 150 warga yang berasal dari tiga desa hadir dalam kebaktian perdana yang diselenggarakan pada minggu pertama bulan April 1974. Kenyataan ini sangat menggembirakanku. Kebahagiaanku bertambah, tatkala dokter mengizinkan istriku dibawa pulang karena keadaannya sudah membaik. Sebelum pulang, aku sempat bertanya kepada dokter apakah istriku benar-benar sembuh. Dokter pun menjawab, bahwa kanker tidak dapat sembuh total, harus tetap kontrol ke dokter. Aku pun pasrah saja.
Kepulangan istriku dari rumah sakit, disambut gembira oleh para warga. Bayangkan, istriku yang sakit sudah sekian lama akhirnya dapat sembuh hanya oleh mukjizat dari Tuhan. Kesembuhan istriku, mendorong 153 warga desa meminta untuk dibaptis. Ya, akhirnya hati mereka pun terbuka dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat pribadinya. Itu terjadi pada bulan Desember 1974 yang kemudian dijadikan tonggak berdirinya gereja kami.
Selama kurang lebih empat tahun, kami tidak mempunyai gedung gereja. Kebaktian diadakan berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah lain. Hingga suatu saat, muncul kesadaran pada warga untuk memiliki sendiri rumah ibadah. Sebagai ungkapan syukurku pada Tuhan, aku menyerahkan sebidang tanah untuk dibangun gereja. Namun untuk membangunnya kami masih membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tuhan lalu mengirimkan hamba-Nya dari Kanada untuk membantu kami.
Dana sebanyak Rp. 1.700.000,00 yang diberikannya sangat berarti bagi kami. Akhirnya, kerinduan untuk memiliki gedung gereja dapat terwujud meski masih sangat sederhana. Walau begitu, gedung gereja kami dapat membawa berkat bagi warga desaku, baik yang percaya Yesus maupun tidak. Gedung itu berfungsi ganda. Hari Senin hingga Sabtu, tempat itu dipakai untuk sekolahsedangkan hari Minggu untuk ibadah.
Seiring dengan perkembangan jemaat, gedung gereja tidak mampu lagi menampung jemaat. Kami lalu sepakat untuk merenovasi dengan bantuan beberapa donatur. Kami juga tetap melakukan swadaya dengan mengumpulkan hasil panen tembakau terbaik kami. Karena itu, sekarang ada istilah "mbako grejo" (tembakau gereja) untuk menyebut tembakau terbaik. Saat ini, kami sudah mempunyai gedung gereja yang dapat menampung 426 jemaat. Karena itulah, pada bulan November 2001 lalu gereja kami akhirnya didewasakan.
GKJ KENALAN, itulah nama gereja kami. Meski belum mempunyai pendeta, kegiatan kerohanian di gereja kami tetap bergairah. Kelompok-kelompok PA yang tersebar di beberapa desa lain aktif melakukan kegiatannya. Ya, kami memang selalu rindu mempelajari firman Tuhan. Sejarah lahirnya gereja kami sering kali dianggap unik. Oleh karenanya, kami sering mendapat kunjungan dari saudara-saudara seiman yang berasal dari berbagai denominasi. Saat ini, hampir seluruh warga di desa Kenalan sudah percaya pada Yesus meski masih ada beberapa warga yang belum percaya. Namun kami tetap hidup damai dan saling menghormati.
Sejak percaya Yesus, hatiku merasa damai dan tenteram. Mukjizat-Nya terus berlangsung dalam kehidupanku. Sumari, istriku dinyatakan sembuh total dari kanker yang dideritanya sejak tahun 1976. Ini adalah mujizat yang sangat besar karena sebelumnya, dokter memvonis dia tidak bisa sembuh. Kini sudah lebih dari 25 tahun, istriku tetap sehat. Kalaupun sakit, itu karena faktor usia maklum saja umurnya sudah 70 tahun. Untuk mengisi hari tua, kami berdua ingin memberi hidup bagi orang lain. Kami punya kerinduan untuk membantu sesama yang masih berkekurangan. Bukan berarti hidup kami sudah berkelimpahan. Justru di dalam kesederhanaan ini, kami ingin tetap dapat membawa berkat bagi sesama. Itu sebagai tanda ucapan syukur kami pada Tuhan yang telah memberikan kasih-Nya pada kami.
Sumber diedit dari: Majalah Bahana Edisi Juni 2002
==> http://www.bahana-magazine.com/
Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam melewati jalan berbatu dan menanjak, akhirnya rombongan kami sampai juga di desa Kenalan. Sejenak kami heran dan kagum memandangi sebuah gereja dengan arsitektur modern berdiri megah di desa yang terletak di lereng barat gunung. GKJ KENALAN, begitu nama yang terpampang di papan di halaman gereja.
"Lebih bagus dan lebih besar daripada gerejaku." bisik seorang teman. Beberapa saat kemudian tampak serombongan jemaat memasuki halaman gereja. Hanya dalam waktu kurang dari setengah jam saja, gereja berkapasitas 400-an orang itu sudah penuh sesak. Terasa unik memang, di sebuah desa terpencil berdiri gedung gereja yang megah dengan jemaat sebanyak itu. Ya, sejarah lahirnya gereja ini sangat menarik. Sejak Sudarmono, mantan lurah desa Kenalan dan istrinya, Sumari, percaya pada Yesus sekitar 30 tahun yang lalu, saat ini hampir seluruh penduduk desa itu beriman dan percaya pada Yesus. Bagaimana semua itu bisa terjadi? Ikuti kisah menarik di bawah ini seperti yang dituturkan pasangan suami-istri itu kepada Sari dan Wawan dari majalah BAHANA.
Sakit Keras
Cerita ini berawal dari sakitnya Sumari, istriku tercinta. Sudah sekitar tujuh bulan dia tergeletak lemah tak berdaya di rumah akibat penyakit yang tidak jelas. Segala upaya kulakukan demi kesembuhan ibu dari anak-anakku itu. Beberapa tetanggaku menyarankan supaya aku datang pada "orang pintar" yang cukup terkenal di daerah kami. Karena belum percaya Yesus dan terdorong keinginan kuat supaya istriku sembuh, aku turuti saja saran mereka. Hampir 10 dukun sudah aku datangi namun tidak ada hasilnya. Bagaimana bisa berhasil kalau cara pengobatannya aneh? Obat dari dukun hanya berupa segelas air putih mentah yang diberi bunga mawar, kenanga, kanthil dicampur arang dari dupa yang telah dibakar. Air segelas itu harus diminum sampai habis. Meski tidak masuk akal, entah kenapa aku dan istriku percaya dan menuruti petunjuk dukun itu. Sakit istriku tidak kunjung sembuh malah sebaliknya semakin parah saja.
Setelah lelah, berobat ke sana kemari, aku datang pada Pak Jasmin, seorang penyuluh pertanian yang bertugas di desaku. Aku ceritakan semua tentang istriku dan usaha yang telah kulakukan. Kemudian Pak Jasmin yang juga anggota majelis GKJ Ngablak itu menawarkan untuk mendoakan istriku secara Kristen. Meski belum pernah mengenal Yesus, aku rela saja istriku didoakan dalam nama Yesus karena aku sangat ingin dia sembuh. Tim doa GKJ Ngablak yang terdiri dari tujuh orang itu lalu mengunjungi rumahku. Mereka bersatu hati mendoakan istriku yang semakin hari semakin lemah saja. Sebelum pulang, mereka menganjurkan supaya istriku dibawa ke dokter saja.
Herannya, istriku langsung menuruti anjuran mereka padahal sebelum itu dia tidak pernah mau kalau diajak berobat ke dokter. Mungkin Tuhan sendiri yang membuka hatinya. Hasil pemeriksaan dokter membuat hatiku miris. Bagaimana tidak? Ternyata ada tumor yang cukup ganas bersarang di rahim istriku. Dengan hati sedih, aku membawanya ke RS Dr. Karyadi untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Menurut dokter, akar tumor itu sudah menjalar ke mana-mana sehingga tidak dapat diangkat. Satu-satunya pengobatan adalah dengan cara disinar saja.
Namun itu pun tidak dapat segera dilaksanakan karena Hb istriku terlalu rendah. Baru setelah seminggu dirawat, istriku dapat disinar (dibestral). Di rumah sakit itu, istriku tinggal sekamar dengan pasien kanker kandungan lainnya. Selama dirawat tiga bulan, istriku menyaksikan teman-teman sekamarnya meninggal satu per satu. Hanya dia yang dapat bertahan. Peristiwa tersebut tidak membuat istriku takut ataupun patah arang. Dia tetap semangat bahkan punya kemantapan dapat sembuh dari penyakit ini. Keyakinan ini didapatkannya setelah dia percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat.
Memang selama dirawat di rumah sakit, tim doa dari GKJ Ngablak dengan tekun membesuk dan mendoakan istriku. Dukungan inilah yang menyemangati istriku untuk bertahan hidup. Bahkan, dia pun mulai belajar berdoa dengan cara Kristen. Sejak mengenal Yesus, aku juga rajin berdoa dan mengadakan persekutuan doa di rumahku seminggu sekali. Itulah yang menguatkan aku.
Pamit Pada Warga
Sementara itu, keadaan istriku semakin parah saja. Suatu hari, dia sempat tidak sadar selama beberapa saat. Saat kejadian itu berlangsung, aku sedang di rumah sibuk memanen tembakau. Saking sibuknya, aku sampai lupa berdoa. Namun, Tuhan itu tetap baik. Akhirnya, istriku sadar kembali. Jika ditanya, apa yang dirasakan selama tidak sadar 30 menit itu istriku selalu tidak dapat menjelaskan. Selama sakit, istriku pernah bermimpi didatangi oleh seorang laki-laki berkerudung putih.
Laki-laki yang wajahnya tidak begitu jelas itu lalu menjamah dan menyembuhkannya. Betapapun aku sudah berdoa dan beriman pada Yesus, sisi kemanusiaanku masih saja muncul. Hatiku tetap diliputi keraguan, apakah istriku benar-benar dapat sembuh? Data medis menunjukkan, secara akal manusia istriku tidak dapat disembuhkan lagi.
Namun ternyata kuasa Tuhan melampaui segala akal manusia. Dari hari ke hari, keadaan istriku mulai membaik. Aku sangat percaya, ini adalah pekerjaan Tuhan saja. Karena itu, aku semakin percaya pada Yesus. Kemantapan hatiku untuk beriman pada Yesus ini langsung kusampaikan pada warga. Suatu hari aku mengumpulkan beberapa tokoh warga dari dua dusun di bawah pemerintahanku dalam suatu pertemuan yang kami sebut dengan rembug desa. Dalam pertemuan ini, aku menceritakan tentang keadaan istriku yang semakin membaik karena didoakan oleh Tim Doa dari GKJ Ngablak. Aku lalu menyatakan keinginanku untuk percaya pada Yesus dan memeluk agama Kristen. Puji Tuhan, beberapa tokoh itu tanpa paksaan siapa pun menyatakan keinginan yang sama.
Bersama dengan mereka dan didukung oleh pendeta dan majelis dari GKJ Ngablak, aku merintis ibadah di desaku.
Tempat Berpindah-pindah
Sekitar 150 warga yang berasal dari tiga desa hadir dalam kebaktian perdana yang diselenggarakan pada minggu pertama bulan April 1974. Kenyataan ini sangat menggembirakanku. Kebahagiaanku bertambah, tatkala dokter mengizinkan istriku dibawa pulang karena keadaannya sudah membaik. Sebelum pulang, aku sempat bertanya kepada dokter apakah istriku benar-benar sembuh. Dokter pun menjawab, bahwa kanker tidak dapat sembuh total, harus tetap kontrol ke dokter. Aku pun pasrah saja.
Kepulangan istriku dari rumah sakit, disambut gembira oleh para warga. Bayangkan, istriku yang sakit sudah sekian lama akhirnya dapat sembuh hanya oleh mukjizat dari Tuhan. Kesembuhan istriku, mendorong 153 warga desa meminta untuk dibaptis. Ya, akhirnya hati mereka pun terbuka dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat pribadinya. Itu terjadi pada bulan Desember 1974 yang kemudian dijadikan tonggak berdirinya gereja kami.
Selama kurang lebih empat tahun, kami tidak mempunyai gedung gereja. Kebaktian diadakan berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah lain. Hingga suatu saat, muncul kesadaran pada warga untuk memiliki sendiri rumah ibadah. Sebagai ungkapan syukurku pada Tuhan, aku menyerahkan sebidang tanah untuk dibangun gereja. Namun untuk membangunnya kami masih membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tuhan lalu mengirimkan hamba-Nya dari Kanada untuk membantu kami.
Dana sebanyak Rp. 1.700.000,00 yang diberikannya sangat berarti bagi kami. Akhirnya, kerinduan untuk memiliki gedung gereja dapat terwujud meski masih sangat sederhana. Walau begitu, gedung gereja kami dapat membawa berkat bagi warga desaku, baik yang percaya Yesus maupun tidak. Gedung itu berfungsi ganda. Hari Senin hingga Sabtu, tempat itu dipakai untuk sekolahsedangkan hari Minggu untuk ibadah.
Seiring dengan perkembangan jemaat, gedung gereja tidak mampu lagi menampung jemaat. Kami lalu sepakat untuk merenovasi dengan bantuan beberapa donatur. Kami juga tetap melakukan swadaya dengan mengumpulkan hasil panen tembakau terbaik kami. Karena itu, sekarang ada istilah "mbako grejo" (tembakau gereja) untuk menyebut tembakau terbaik. Saat ini, kami sudah mempunyai gedung gereja yang dapat menampung 426 jemaat. Karena itulah, pada bulan November 2001 lalu gereja kami akhirnya didewasakan.
GKJ KENALAN, itulah nama gereja kami. Meski belum mempunyai pendeta, kegiatan kerohanian di gereja kami tetap bergairah. Kelompok-kelompok PA yang tersebar di beberapa desa lain aktif melakukan kegiatannya. Ya, kami memang selalu rindu mempelajari firman Tuhan. Sejarah lahirnya gereja kami sering kali dianggap unik. Oleh karenanya, kami sering mendapat kunjungan dari saudara-saudara seiman yang berasal dari berbagai denominasi. Saat ini, hampir seluruh warga di desa Kenalan sudah percaya pada Yesus meski masih ada beberapa warga yang belum percaya. Namun kami tetap hidup damai dan saling menghormati.
Sejak percaya Yesus, hatiku merasa damai dan tenteram. Mukjizat-Nya terus berlangsung dalam kehidupanku. Sumari, istriku dinyatakan sembuh total dari kanker yang dideritanya sejak tahun 1976. Ini adalah mujizat yang sangat besar karena sebelumnya, dokter memvonis dia tidak bisa sembuh. Kini sudah lebih dari 25 tahun, istriku tetap sehat. Kalaupun sakit, itu karena faktor usia maklum saja umurnya sudah 70 tahun. Untuk mengisi hari tua, kami berdua ingin memberi hidup bagi orang lain. Kami punya kerinduan untuk membantu sesama yang masih berkekurangan. Bukan berarti hidup kami sudah berkelimpahan. Justru di dalam kesederhanaan ini, kami ingin tetap dapat membawa berkat bagi sesama. Itu sebagai tanda ucapan syukur kami pada Tuhan yang telah memberikan kasih-Nya pada kami.
Sumber diedit dari: Majalah Bahana Edisi Juni 2002
==> http://www.bahana-magazine.com/
Lo, si Petani Yang Sederhana
"Berdirilah dengan tangan terentang, berputarlah secara perlahan membentuk sebuah lingkaran dan berdoalah untuk setiap hal yang kamu lihat melalui jari-jarimu."
Itulah kebiasaan yang dilakukan oleh Lo setiap sore ketika ia sedang berdiri di atas sebuah bendungan air di sekitar ladang padinya. Dengan cangkul di atas salah satu punggungnya, ia merentangkan salah satu lengannya, membuka jari-jarinya dan perlahan-lahan memutar tubuhnya ke semua penjuru.
Lo adalah seorang petani yang sederhana dan setengah buta huruf. Dia mungkin dilihat sedikit aneh oleh tetangga-tetangganya -- berdiri di atas sebuah bendungan air, tanpa alas kaki, mengenakan baju dan celana panjang kotor yang digulung sampai setinggi lutut. Tetangga- tetangganya mengira dia sedang melakukan sejenis latihan tenaga dalam sampai sekelompok anak kecil merangkak mendekatinya dan mereka ternyata mendengar dia berdoa. Dia berdoa untuk setiap hal yang dilihat melalui jari-jari tangannya yang terbuka.
Ketika dia melihat ladang-ladang tetangganya, dia berdoa, "Tuhan, berkatilah tetangga-tetangga saya dan berikan kepada mereka hasil panen yang berlimpah." Ketika dia melihat kerbau temannya, dia berdoa, "Tuhan, tolong pelihara kerbau ini agar tetap sehat dan kuat karena dia sangat penting bagi teman saya."
Ketika dari kejauhan, dia melihat asap yang naik dari sebuah tempat penambangan batu, dia berdoa, "Tuhan, lindungilah orang-orang yang bekerja dengan banyak dinamit di tempat penambangan batu tersebut. Biarlah setiap batu yang berasal dari tanah yang Kau ciptakan menjadi bagian dari sebuah rumah." Dia berputar lebih lanjut dan melihat jendela-jendela yang pecah di pabrik kaca: "Tuhan, lindungilah para wanita yang bekerja di pabrik tersebut dan biarlah mereka mengalami penyertaan-Mu selama bekerja." Dia berdoa untuk setiap hal yang dia bisa lihat. Penghuni rumah, pemilik ladang, seekor binatang, pohon-pohon atau bendungan- bendungan. Dia berdoa supaya mereka bisa berkembang dan tetap terpelihara.
Lo adalah satu-satunya orang Kristen di daerah tersebut dan tetangga- tetangganya menganggap doanya itu sesuatu yang aneh. Mereka mengetahui kalau dia itu tidak terlalu pandai, sehingga mereka menyangka Lo setengah gila. Pada usia 51 tahun, Lo meninggal tanpa kehadiran seorang keluarga pun, karena serangan jantung. Sejak kematian Lo, satu persatu kecelakaan dan malapetaka mulai terjadi di daerah itu: empat orang terbunuh akibat terjadinya ledakan di tempat penambangan batu, seorang wanita muda kehilangan sebuah lengannya pada sebuah kecelakaan di pabrik gelas, ada kerbau mengamuk sampai menghancurkan saluran irigrasi yang penting.
Akhirnya, para penduduk desa berkumpul dan berkata, "Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi akhir-akhir ini karena Lo sudah tidak ada lagi untuk mendoakan kita. Seperti yang kita ketahui dari anak-anak kita, tidak ada seorangpun terluka dan panen berlimpah ketika Lo mendoakan kita." Mereka berembuk sampai larut malam dan memutuskan untuk mencari tahu kepada Allah yang mana Lo berdoa dan mereka merasa menyesal karena tidak terlalu tertarik kepada kepercayaan Lo ketika dia masih hidup.
Dalam rangka mencari jawaban tersebut, mereka menyalakan hio (sejenis dupa) di sebuah altar di desa mereka. Anehnya, patung pahlawan perang yang ada di atas altar selalu terjatuh setiap malam dengan muka terpuruk di lumpur. Akhirnya mereka mendapatkan sebuah ide: "Dewa selalu jatuh pada arah yang sama." Jatuhnya selalu menunjukkan ke arah bekas rumah Lo.
Lalu mereka pergi ke rumah tersebut, yang sekarang ditinggali oleh sebuah keluarga, dan mulailah mereka mencari tahu. Setelah beberapa waktu, seseorang berteriak, "Saya telah menemukan sesuatu!" dan dia menarik sebuah buku kecil dari celah di bawah atap. Mereka membawa buku tersebut ke hadapan patung dewa mereka dan menyalakan lebih banyak hio lagi dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Pada hari itu, seorang penginjil muda tiba di daerah itu dan mulai menginjili di ladang-ladang: "Saudaraku, ijinkan saya untuk menceritakan tentang Yesus Kristus."
Tetapi, sebelum penginjil muda itu berkata lebih lanjut, sekelompok orang menangkapnya dan mengikat tangan dan kakinya dan berteriak kepadanya, "Apa yang kamu kerjakan? Hendak mengajarkan penyembahan yang lain?" Ketika sedang menyeretnya melewati altar, mereka mendengar suara yang keras dan sebuah teriakan. Mereka melepaskan penginjil tersebut dan berlari ke altar di mana mereka menemukan patung pemujaan mereka terjatuh lagi dan kali ini menimpa kaki seorang wanita muda.
Ketika mereka sedang berusaha membebaskan wanita tersebut, penginjil muda tadi bergerak mendekat. Dia mengenali buku Lo yang diletakkan di altar, lalu mengangkatnya dan bertanya, "Ini adalah Alkitab. Di manakah kalian menemukannya?" Penduduk desa memandangnya dan bertanya apakah dia mengetahui tentang buku tersebut. "Tentu saja, ini adalah buku tentang Yesus Kristus, Allah yang terhebat, yang menjawab setiap doa, tidak seperti allah-allah lainnya."
Itu adalah kata-kata yang sudah lama ingin didengar oleh para penduduk desa. "Buku ini milik seorang petani di desa ini," kata mereka. "Semula kami pikir dia itu gila, tetapi kami dapat melihat dan merasakan bahwa doa-doanya sangat manjur. Tolong ceritakan kepada kami tentang Allah yang dia percaya!" Sang pengijil membersihkan debu yang ada di bajunya dan mulai berbicara.
Dia memperhatikan bahwa ibu jarinya menunjuk ke sebuah bagian tertentu saat dia mengambil Alkitab yang terbuka tersebut. Ketika dia melihat dan membaca bagian tersebut, dia sangat takjub. Bagian itu adalah ayat dari I Samuel 5, yang menceritakan tentang Dagon, dewa orang Filistin yang jatuh tersungkur di hadapan Tabut Perjanjian. "Saya belum pernah memperoleh ayat yang lebih baik untuk berkotbah" dia berkata sambil tersenyum kecil.
Beberapa waktu berlalu, para penduduk desa itu sekarang telah menjadi Kristen. Mereka berkata, "Panen kami meningkat dan jumlah kecelakaan yang terjadi menurun." Walaupun begitu, hal yang terbaik ialah peninggalan kebiasaan yang Lo kerjakan. Setiap sore, sepuluh sampai lima belas orang berdiri di atas waduk-waduk, merentangkan sebelah tangannya, membuka jari-jarinya dan berputar perlahan di tempat, berdoa di dalam hati untuk setiap hal yang mereka lihat melalui jari-jari mereka.
Itulah kebiasaan yang dilakukan oleh Lo setiap sore ketika ia sedang berdiri di atas sebuah bendungan air di sekitar ladang padinya. Dengan cangkul di atas salah satu punggungnya, ia merentangkan salah satu lengannya, membuka jari-jarinya dan perlahan-lahan memutar tubuhnya ke semua penjuru.
Lo adalah seorang petani yang sederhana dan setengah buta huruf. Dia mungkin dilihat sedikit aneh oleh tetangga-tetangganya -- berdiri di atas sebuah bendungan air, tanpa alas kaki, mengenakan baju dan celana panjang kotor yang digulung sampai setinggi lutut. Tetangga- tetangganya mengira dia sedang melakukan sejenis latihan tenaga dalam sampai sekelompok anak kecil merangkak mendekatinya dan mereka ternyata mendengar dia berdoa. Dia berdoa untuk setiap hal yang dilihat melalui jari-jari tangannya yang terbuka.
Ketika dia melihat ladang-ladang tetangganya, dia berdoa, "Tuhan, berkatilah tetangga-tetangga saya dan berikan kepada mereka hasil panen yang berlimpah." Ketika dia melihat kerbau temannya, dia berdoa, "Tuhan, tolong pelihara kerbau ini agar tetap sehat dan kuat karena dia sangat penting bagi teman saya."
Ketika dari kejauhan, dia melihat asap yang naik dari sebuah tempat penambangan batu, dia berdoa, "Tuhan, lindungilah orang-orang yang bekerja dengan banyak dinamit di tempat penambangan batu tersebut. Biarlah setiap batu yang berasal dari tanah yang Kau ciptakan menjadi bagian dari sebuah rumah." Dia berputar lebih lanjut dan melihat jendela-jendela yang pecah di pabrik kaca: "Tuhan, lindungilah para wanita yang bekerja di pabrik tersebut dan biarlah mereka mengalami penyertaan-Mu selama bekerja." Dia berdoa untuk setiap hal yang dia bisa lihat. Penghuni rumah, pemilik ladang, seekor binatang, pohon-pohon atau bendungan- bendungan. Dia berdoa supaya mereka bisa berkembang dan tetap terpelihara.
Lo adalah satu-satunya orang Kristen di daerah tersebut dan tetangga- tetangganya menganggap doanya itu sesuatu yang aneh. Mereka mengetahui kalau dia itu tidak terlalu pandai, sehingga mereka menyangka Lo setengah gila. Pada usia 51 tahun, Lo meninggal tanpa kehadiran seorang keluarga pun, karena serangan jantung. Sejak kematian Lo, satu persatu kecelakaan dan malapetaka mulai terjadi di daerah itu: empat orang terbunuh akibat terjadinya ledakan di tempat penambangan batu, seorang wanita muda kehilangan sebuah lengannya pada sebuah kecelakaan di pabrik gelas, ada kerbau mengamuk sampai menghancurkan saluran irigrasi yang penting.
Akhirnya, para penduduk desa berkumpul dan berkata, "Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi akhir-akhir ini karena Lo sudah tidak ada lagi untuk mendoakan kita. Seperti yang kita ketahui dari anak-anak kita, tidak ada seorangpun terluka dan panen berlimpah ketika Lo mendoakan kita." Mereka berembuk sampai larut malam dan memutuskan untuk mencari tahu kepada Allah yang mana Lo berdoa dan mereka merasa menyesal karena tidak terlalu tertarik kepada kepercayaan Lo ketika dia masih hidup.
Dalam rangka mencari jawaban tersebut, mereka menyalakan hio (sejenis dupa) di sebuah altar di desa mereka. Anehnya, patung pahlawan perang yang ada di atas altar selalu terjatuh setiap malam dengan muka terpuruk di lumpur. Akhirnya mereka mendapatkan sebuah ide: "Dewa selalu jatuh pada arah yang sama." Jatuhnya selalu menunjukkan ke arah bekas rumah Lo.
Lalu mereka pergi ke rumah tersebut, yang sekarang ditinggali oleh sebuah keluarga, dan mulailah mereka mencari tahu. Setelah beberapa waktu, seseorang berteriak, "Saya telah menemukan sesuatu!" dan dia menarik sebuah buku kecil dari celah di bawah atap. Mereka membawa buku tersebut ke hadapan patung dewa mereka dan menyalakan lebih banyak hio lagi dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Pada hari itu, seorang penginjil muda tiba di daerah itu dan mulai menginjili di ladang-ladang: "Saudaraku, ijinkan saya untuk menceritakan tentang Yesus Kristus."
Tetapi, sebelum penginjil muda itu berkata lebih lanjut, sekelompok orang menangkapnya dan mengikat tangan dan kakinya dan berteriak kepadanya, "Apa yang kamu kerjakan? Hendak mengajarkan penyembahan yang lain?" Ketika sedang menyeretnya melewati altar, mereka mendengar suara yang keras dan sebuah teriakan. Mereka melepaskan penginjil tersebut dan berlari ke altar di mana mereka menemukan patung pemujaan mereka terjatuh lagi dan kali ini menimpa kaki seorang wanita muda.
Ketika mereka sedang berusaha membebaskan wanita tersebut, penginjil muda tadi bergerak mendekat. Dia mengenali buku Lo yang diletakkan di altar, lalu mengangkatnya dan bertanya, "Ini adalah Alkitab. Di manakah kalian menemukannya?" Penduduk desa memandangnya dan bertanya apakah dia mengetahui tentang buku tersebut. "Tentu saja, ini adalah buku tentang Yesus Kristus, Allah yang terhebat, yang menjawab setiap doa, tidak seperti allah-allah lainnya."
Itu adalah kata-kata yang sudah lama ingin didengar oleh para penduduk desa. "Buku ini milik seorang petani di desa ini," kata mereka. "Semula kami pikir dia itu gila, tetapi kami dapat melihat dan merasakan bahwa doa-doanya sangat manjur. Tolong ceritakan kepada kami tentang Allah yang dia percaya!" Sang pengijil membersihkan debu yang ada di bajunya dan mulai berbicara.
Dia memperhatikan bahwa ibu jarinya menunjuk ke sebuah bagian tertentu saat dia mengambil Alkitab yang terbuka tersebut. Ketika dia melihat dan membaca bagian tersebut, dia sangat takjub. Bagian itu adalah ayat dari I Samuel 5, yang menceritakan tentang Dagon, dewa orang Filistin yang jatuh tersungkur di hadapan Tabut Perjanjian. "Saya belum pernah memperoleh ayat yang lebih baik untuk berkotbah" dia berkata sambil tersenyum kecil.
Beberapa waktu berlalu, para penduduk desa itu sekarang telah menjadi Kristen. Mereka berkata, "Panen kami meningkat dan jumlah kecelakaan yang terjadi menurun." Walaupun begitu, hal yang terbaik ialah peninggalan kebiasaan yang Lo kerjakan. Setiap sore, sepuluh sampai lima belas orang berdiri di atas waduk-waduk, merentangkan sebelah tangannya, membuka jari-jarinya dan berputar perlahan di tempat, berdoa di dalam hati untuk setiap hal yang mereka lihat melalui jari-jari mereka.
HARAPAN SEORANG PEMABUK
Berikut ini adalah kesaksian dari salah seorang misionaris (pendeta dari Korea) yang melakukan pelayanannya di Afrika Selatan.
Ladang misiku adalah suatu wilayah di Naral, yang ada di bagian timur Afrika Selatan. Saat ini, aku bekerja di dua tempat yaitu di suatu daerah perkotaan bernama Kwamashu dan daerah pertanian bernama Ruganda.
Sehubungan dengan kebijaksanaan apartheid yang diberlakukan di Afrika Selatan, banyak daerah perkotaan -- terdiri atas kota- kota mono-ethnis yang didiami orang-orang "campuran" (keturunan dari pasangan yang berbeda ras), orang-orang Indian dan orang-orang berkulit hitam -- berkembang pesat di daerah-daerah pinggiran kota- kota, tempat di mana penduduk asli Afrika (keturunan Eropa) tinggal. Kota Kwamashu terkenal dengan tindak-tindak kekerasan yang terjadi hampir setiap hari sebelum dilangsungkannya pemilihan bersejarah di negara Afrika yang melibatkan setiap ras yang ada di negara tersebut, tepatnya pada tanggal 28 April 1994. Menyadari resiko yang harus dihadapi karena situasi kekerasan yang ada di Kwamashu, beberapa peristiwa tertentu terus menguatkanku untuk meneruskan pelayanan misi di kota tersebut.
Salah satu dari peristiwa-peristiwa tersebut terjadi ketika aku sedang melakukan penginjilan dari rumah ke rumah di sebuah desa di Kwamashu. Pada sebuah rumah yang aku kunjungi, aku menjumpai dua orang pria sedang minum bersama. Kami mulai berbincang-bincang dan aku memperkenalkan diri kepada mereka sebagai pendeta Korea. Nampaknya mereka tertarik dengan pembicaraan tentang gereja dan mereka mulai melontarkan banyak pertanyaan yang berkaitan dengan kekristenan.
Untuk menanggapi rasa ingin tahu mereka, aku mulai mensharingkan Injil -- berita keselamatan yang diberikan kepada mereka melalui pengorbanan Yesus Kristus. Selain itu aku juga mensharingkan tentang pentingnya berpartisipasi dalam kehidupan bergereja untuk menguatkan dan menumbuhkan ke kedewasaan mereka dalam iman. Meskipun kedua pria tersebut dalam keadaan benar-benar mabuk, mereka mengundangku untuk datang lagi, sebagai ungkapan kerinduan mereka untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang Injil.
Setelah menyelesaikan kunjungan di desa tersebut, aku kembali ke gereja untuk mengadakan PA bersama-sama anggota-anggota gereja lainnya. Begitu aku bersiap-siap hendak pulang setelah PA, salah satu dari dua orang pria peminum yang aku kunjungi tadi datang menghampiriku. "Misionaris Kim," katanya memanggilku, "Apakah anda memiliki waktu luang malam ini?"
"Saya ingin anda menceritakan lebih banyak lagi tentang Injil kepada saya dan tunangan saya," lanjutnya menjelaskan. Salah satu anggota gereja yang kebetulan ikut mendengarnya sangat terkejut. Demikian pula aku yang merasa ragu karena Kwamashu bukanlah kota yang aman. Namun demikian, aku terima juga undangan tersebut. Matahari telah terbenam dan hembusan angin mengantarkan kami memasuki Wilayah "J" di kota Kwamashu -- wilayah yang paling berbahaya di kota Kwamashu. Setelah kami tiba di rumah pria pemabuk itu, dia mulai memperkenalkan anggota keluarganya yaitu ibu, adik, kakak, dan juga tunangannya. "Ini tunangan saya," katanya kepada saya,
"Dulu ia biasa pergi ke gereja yang dipimpin oleh misionaris dari Barat. Bahkan waktu dia kecil, dia juga pernah mengikuti Sekolah Minggu. Tetapi sekarang ia tidak mau melakukannya lagi. Tolong sharingkan Injil kepadanya dan bantulah dia untuk memulai kehidupan kristennya lagi." Begitu mendengar permintaan tersebut, sebuah doa terucap dalam hatiku,
Ladang misiku adalah suatu wilayah di Naral, yang ada di bagian timur Afrika Selatan. Saat ini, aku bekerja di dua tempat yaitu di suatu daerah perkotaan bernama Kwamashu dan daerah pertanian bernama Ruganda.
Sehubungan dengan kebijaksanaan apartheid yang diberlakukan di Afrika Selatan, banyak daerah perkotaan -- terdiri atas kota- kota mono-ethnis yang didiami orang-orang "campuran" (keturunan dari pasangan yang berbeda ras), orang-orang Indian dan orang-orang berkulit hitam -- berkembang pesat di daerah-daerah pinggiran kota- kota, tempat di mana penduduk asli Afrika (keturunan Eropa) tinggal. Kota Kwamashu terkenal dengan tindak-tindak kekerasan yang terjadi hampir setiap hari sebelum dilangsungkannya pemilihan bersejarah di negara Afrika yang melibatkan setiap ras yang ada di negara tersebut, tepatnya pada tanggal 28 April 1994. Menyadari resiko yang harus dihadapi karena situasi kekerasan yang ada di Kwamashu, beberapa peristiwa tertentu terus menguatkanku untuk meneruskan pelayanan misi di kota tersebut.
Salah satu dari peristiwa-peristiwa tersebut terjadi ketika aku sedang melakukan penginjilan dari rumah ke rumah di sebuah desa di Kwamashu. Pada sebuah rumah yang aku kunjungi, aku menjumpai dua orang pria sedang minum bersama. Kami mulai berbincang-bincang dan aku memperkenalkan diri kepada mereka sebagai pendeta Korea. Nampaknya mereka tertarik dengan pembicaraan tentang gereja dan mereka mulai melontarkan banyak pertanyaan yang berkaitan dengan kekristenan.
Untuk menanggapi rasa ingin tahu mereka, aku mulai mensharingkan Injil -- berita keselamatan yang diberikan kepada mereka melalui pengorbanan Yesus Kristus. Selain itu aku juga mensharingkan tentang pentingnya berpartisipasi dalam kehidupan bergereja untuk menguatkan dan menumbuhkan ke kedewasaan mereka dalam iman. Meskipun kedua pria tersebut dalam keadaan benar-benar mabuk, mereka mengundangku untuk datang lagi, sebagai ungkapan kerinduan mereka untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang Injil.
Setelah menyelesaikan kunjungan di desa tersebut, aku kembali ke gereja untuk mengadakan PA bersama-sama anggota-anggota gereja lainnya. Begitu aku bersiap-siap hendak pulang setelah PA, salah satu dari dua orang pria peminum yang aku kunjungi tadi datang menghampiriku. "Misionaris Kim," katanya memanggilku, "Apakah anda memiliki waktu luang malam ini?"
"Saya ingin anda menceritakan lebih banyak lagi tentang Injil kepada saya dan tunangan saya," lanjutnya menjelaskan. Salah satu anggota gereja yang kebetulan ikut mendengarnya sangat terkejut. Demikian pula aku yang merasa ragu karena Kwamashu bukanlah kota yang aman. Namun demikian, aku terima juga undangan tersebut. Matahari telah terbenam dan hembusan angin mengantarkan kami memasuki Wilayah "J" di kota Kwamashu -- wilayah yang paling berbahaya di kota Kwamashu. Setelah kami tiba di rumah pria pemabuk itu, dia mulai memperkenalkan anggota keluarganya yaitu ibu, adik, kakak, dan juga tunangannya. "Ini tunangan saya," katanya kepada saya,
"Dulu ia biasa pergi ke gereja yang dipimpin oleh misionaris dari Barat. Bahkan waktu dia kecil, dia juga pernah mengikuti Sekolah Minggu. Tetapi sekarang ia tidak mau melakukannya lagi. Tolong sharingkan Injil kepadanya dan bantulah dia untuk memulai kehidupan kristennya lagi." Begitu mendengar permintaan tersebut, sebuah doa terucap dalam hatiku,
"Oh Tuhan, Engkau sungguh Allah yang Mahakuasa."Aku benar-benar heran saat melihat bagaimana Allah membuat diriku memiliki keberanian untuk memasuki daerah berbahaya tersebut, sehingga seorang pemabuk dan tunangannya dapat mendengar berita Injil. Aku berdoa memuji Tuhan yang telah mengatur dunia dengan kuasa-Nya.
Suku Gedeo Di Etiopia
Jauh di pedalaman suatu daerah berbukit di Ethiopia Tengah sebelah selatan, tinggallah beberapa juta orang petani kopi yang -- meskipun terbagi dalam suku-suku bangsa yang sangat berbeda -- mempunyai kepercayaan bersama kepada suatu eksistensi (keberadaan) yang penuh kebaikan bernama Magano -- Pencipta segala yang ada dan yang hadir di mana-mana. Salah satu dari suku-suku bangsa itu disebut dengan Darassa, atau lebih tepat lagi, suku Gedeo. Sekalipun jumlah suku Gedeo ada setengah juta namun hanya sedikit yang benar-benar berdoa kepada Magano. Malahan, seorang pengamat melihat orang-orang Gedeo lebih aktif berusaha menyenangkan hati suatu eksistensi yang jahat yang disebut Sheit'an.
Pada suatu hari Albert Brant bertanya kepada sekumpulan orang Gedeo, "Kalian sangat menghormati Magano, tetapi mengapa kalian mempersembahkan kurban kepada Sheit'an itu?" Inilah jawaban yang diterimanya: "Kami mempersembahkan kurban-kurban kepada Sheit'an bukan karena kami mencintainya, tetapi karena hubungan kami dengan Magano tidak begitu akrab, sehingga kami tak berani melepaskan diri dari Sheit'an!"
Namun ada satu orang Gedeo yang berusaha mendapat jawaban pribadi dari Magano. Nama orang itu adalah Warrasa Wange. Ia adalah anggota "keluarga raja" suku bangsa Gedeo yang tinggal di sebuah kota bernama Dilla yang terletak di daerah yang paling ujung dari tanah suku Gedeo. Cara pendekatannya kepada Magano adalah dengan menaikkan doa sederhana supaya Magano berkenan menyatakan diri-Nya kepada suku Gedeo!
Warrasa Wange dengan cepat mendapat jawaban. Penglihatan-penglihatan yang mengejutkan menguasai seluruh pikirannya secara dahsyat. Dilihatnya dua orang asing berkulit putih. (Catatan: Namun ada kaum "Caucasophobes" -- yaitu orang-orang yang membenci atau takut kepada "orang-orang putih" yang biasanya disebut orang Caucasian -- tidak setuju dengan keterangan Warrasa, tapi sejarah pastilah tidak dapat menyangkal kenyataan ini.)
Warrasa melihat kedua orang putih itu mendirikan tempat berlindung yang tipis dan halus di bawah naungan pohon sycamore yang besar dekat Dilla, kampung halaman Warrasa. Tak lama kemudian mereka menegakkan bangunan-bangunan yang lebih permanen dengan atap yang berkilau-kilauan. Akhirnya bangunan-bangunan itu nampak di mana- mana, di seluruh bukit itu! Seumur hidupnya belum pernah si pemimmpi itu melihat bangunan-bangunan yang mirip sedikit pun dengan tempat berlindung yang tipis itu, maupun bangunan permanen yang atapnya berkilauan itu. Semua tempat tinggal di Tanah Gedeo beratapkan rumput. Kemudian Warrasa mendengar suara yang mengatakan, "Orang- orang ini akan menyampaikan kepadamu pesan dari Magano, Allah yang kau cari itu. Tunggulah kedatangan mereka."
Pada bagian terakhir dari penglihatannya itu, Warrasa melihat dirinya mengangkat tiang-tengah dari rumahnya sendiri. Dalam simbolisme Gedeo, tiang-tengah rumah orang berarti hidupnya sendiri. Kemudian dibawanya tiang itu ke luar kota dan ditanamkannya di tanah di samping salah satu bangunan beratap kemilau milik orang-orang asing.
Warrasa mengerti maknanya -- kelak hidupnya harus mempunyai hubungan dengan orang-orang asing itu, dan dengan pesan yang mereka bawa dari Magano. Maka menunggulah Warrasa. Delapan tahun berlalu. Selama delapan tahun itu, banyak ahli nujum di antara suku bangsa Gedeo yang meramalkan bahwa tak lama lagi akan datang orang-orang asing membawa pesan dari Magano.
Pada suatu hari yang sangat panas pada bulan Desember 1948, Albert Brant, seorang Kanada bermata biru, bersama rekannya Glen Cain, tiba- tiba tampak di garis langit, mengendarai sebuah truk yang sudah tua. Tugas mereka -- memulai pelayanan Injil bagi kemuliaan Allah di antara suku Gedeo. Padahal sebenarnya mereka berharap mendapat izin dari pembesar-pembesar Ethiopia untuk memulai misi di pusat wilayah Gedeo, tetapi para pembesar Ethiopia mengatakan kepada mereka bahwa permohonan itu pasti ditolak karena iklim politik saat itu.
"Mintalah saja supaya diizinkan pergi ke Dilla, kota yang paling jauh dari pusat kota," nasihat orang-orang itu sambil mengedipkan mata. "Kota itu jauh sekali dari pusat wilayah suku Gedeo. Tapi bukan hanya itu saja, orang-orang percaya bahwa suku Gedeo yang tinggal jauh terpencil itu juga tidak mungkin bisa dipengaruhi."
"Nah, kita sudah sampai," kata Brant kepada Cain. "Memang, ini tempat yang paling ujung dari wilayah Gedeo, tetapi kita harus puas dengan ini."
Sambil bernafas panjang, dibelokkannya truknya yang tua itu ke arah Dilla. Glen Cain menghapus keringatnya dari dahinya. "Wah, kota ini sungguh panas, Albert," katanya. "Mudah-mudahan kita dapat menemukan tempat yang teduh untuk tenda-tenda kita!"
"Coba, lihat pohon sycamore besar di sana itu!" jawaban Albert. "Tepat seperti yang kuinginkan!"
Brant mulai menjalankan truknya menaiki lereng bukit. Dari kejauhan Warrasa mendengar bunyi mesin mobil yang bising itu. Dia menengok ke arahnya dan tepat pada saat itu truk yang tua tadi berhenti di bawah cabang-cabang pohon sycamore yang terbentang luas. Dengan perlahan- lahan Warrasa berjalan mendekati truk itu, dan hatinya bertanya- tanya...
Tiga puluh tahun kemudian, Warrasa (yang sekarang dengan penuh sukacita sudah menjadi pengikut Yesus Kristus, Putra Magano) bersama dengan Albert Brant dan orang-orang lainnya adalah anggota gereja- gereja yang jumlahnya lebih dari 200 orang masing-masing! Dengan bantuan Warrasa dan penduduk Dilla lainnya, hampir seluruh suku Gedeo telah dijamah oleh Injil -- walaupun Dilla letaknya sangat jauh dan terpencil dan orang-orangnya sulit dipengaruhi, kuasa Tuhan sanggup menjamahnya!
Diambil dan dikutip dari:
Judul Buku : Kerinduan akan Allah yang Sejati
(Eternity in Their Hearts)
Judul Artikel: Suku Gedeo di Ethiopia
Penulis : Don Richardson
Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1981
Halaman : 89 - 92
Pada suatu hari Albert Brant bertanya kepada sekumpulan orang Gedeo, "Kalian sangat menghormati Magano, tetapi mengapa kalian mempersembahkan kurban kepada Sheit'an itu?" Inilah jawaban yang diterimanya: "Kami mempersembahkan kurban-kurban kepada Sheit'an bukan karena kami mencintainya, tetapi karena hubungan kami dengan Magano tidak begitu akrab, sehingga kami tak berani melepaskan diri dari Sheit'an!"
Namun ada satu orang Gedeo yang berusaha mendapat jawaban pribadi dari Magano. Nama orang itu adalah Warrasa Wange. Ia adalah anggota "keluarga raja" suku bangsa Gedeo yang tinggal di sebuah kota bernama Dilla yang terletak di daerah yang paling ujung dari tanah suku Gedeo. Cara pendekatannya kepada Magano adalah dengan menaikkan doa sederhana supaya Magano berkenan menyatakan diri-Nya kepada suku Gedeo!
Warrasa Wange dengan cepat mendapat jawaban. Penglihatan-penglihatan yang mengejutkan menguasai seluruh pikirannya secara dahsyat. Dilihatnya dua orang asing berkulit putih. (Catatan: Namun ada kaum "Caucasophobes" -- yaitu orang-orang yang membenci atau takut kepada "orang-orang putih" yang biasanya disebut orang Caucasian -- tidak setuju dengan keterangan Warrasa, tapi sejarah pastilah tidak dapat menyangkal kenyataan ini.)
Warrasa melihat kedua orang putih itu mendirikan tempat berlindung yang tipis dan halus di bawah naungan pohon sycamore yang besar dekat Dilla, kampung halaman Warrasa. Tak lama kemudian mereka menegakkan bangunan-bangunan yang lebih permanen dengan atap yang berkilau-kilauan. Akhirnya bangunan-bangunan itu nampak di mana- mana, di seluruh bukit itu! Seumur hidupnya belum pernah si pemimmpi itu melihat bangunan-bangunan yang mirip sedikit pun dengan tempat berlindung yang tipis itu, maupun bangunan permanen yang atapnya berkilauan itu. Semua tempat tinggal di Tanah Gedeo beratapkan rumput. Kemudian Warrasa mendengar suara yang mengatakan, "Orang- orang ini akan menyampaikan kepadamu pesan dari Magano, Allah yang kau cari itu. Tunggulah kedatangan mereka."
Pada bagian terakhir dari penglihatannya itu, Warrasa melihat dirinya mengangkat tiang-tengah dari rumahnya sendiri. Dalam simbolisme Gedeo, tiang-tengah rumah orang berarti hidupnya sendiri. Kemudian dibawanya tiang itu ke luar kota dan ditanamkannya di tanah di samping salah satu bangunan beratap kemilau milik orang-orang asing.
Warrasa mengerti maknanya -- kelak hidupnya harus mempunyai hubungan dengan orang-orang asing itu, dan dengan pesan yang mereka bawa dari Magano. Maka menunggulah Warrasa. Delapan tahun berlalu. Selama delapan tahun itu, banyak ahli nujum di antara suku bangsa Gedeo yang meramalkan bahwa tak lama lagi akan datang orang-orang asing membawa pesan dari Magano.
Pada suatu hari yang sangat panas pada bulan Desember 1948, Albert Brant, seorang Kanada bermata biru, bersama rekannya Glen Cain, tiba- tiba tampak di garis langit, mengendarai sebuah truk yang sudah tua. Tugas mereka -- memulai pelayanan Injil bagi kemuliaan Allah di antara suku Gedeo. Padahal sebenarnya mereka berharap mendapat izin dari pembesar-pembesar Ethiopia untuk memulai misi di pusat wilayah Gedeo, tetapi para pembesar Ethiopia mengatakan kepada mereka bahwa permohonan itu pasti ditolak karena iklim politik saat itu.
"Mintalah saja supaya diizinkan pergi ke Dilla, kota yang paling jauh dari pusat kota," nasihat orang-orang itu sambil mengedipkan mata. "Kota itu jauh sekali dari pusat wilayah suku Gedeo. Tapi bukan hanya itu saja, orang-orang percaya bahwa suku Gedeo yang tinggal jauh terpencil itu juga tidak mungkin bisa dipengaruhi."
"Nah, kita sudah sampai," kata Brant kepada Cain. "Memang, ini tempat yang paling ujung dari wilayah Gedeo, tetapi kita harus puas dengan ini."
Sambil bernafas panjang, dibelokkannya truknya yang tua itu ke arah Dilla. Glen Cain menghapus keringatnya dari dahinya. "Wah, kota ini sungguh panas, Albert," katanya. "Mudah-mudahan kita dapat menemukan tempat yang teduh untuk tenda-tenda kita!"
"Coba, lihat pohon sycamore besar di sana itu!" jawaban Albert. "Tepat seperti yang kuinginkan!"
Brant mulai menjalankan truknya menaiki lereng bukit. Dari kejauhan Warrasa mendengar bunyi mesin mobil yang bising itu. Dia menengok ke arahnya dan tepat pada saat itu truk yang tua tadi berhenti di bawah cabang-cabang pohon sycamore yang terbentang luas. Dengan perlahan- lahan Warrasa berjalan mendekati truk itu, dan hatinya bertanya- tanya...
Tiga puluh tahun kemudian, Warrasa (yang sekarang dengan penuh sukacita sudah menjadi pengikut Yesus Kristus, Putra Magano) bersama dengan Albert Brant dan orang-orang lainnya adalah anggota gereja- gereja yang jumlahnya lebih dari 200 orang masing-masing! Dengan bantuan Warrasa dan penduduk Dilla lainnya, hampir seluruh suku Gedeo telah dijamah oleh Injil -- walaupun Dilla letaknya sangat jauh dan terpencil dan orang-orangnya sulit dipengaruhi, kuasa Tuhan sanggup menjamahnya!
Diambil dan dikutip dari:
Judul Buku : Kerinduan akan Allah yang Sejati
(Eternity in Their Hearts)
Judul Artikel: Suku Gedeo di Ethiopia
Penulis : Don Richardson
Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1981
Halaman : 89 - 92
Monday, March 28, 2011
George Lucas, Inovator Dunia Film
George Lucas memulai debutnya di tahun 1971, sejak itu ia menjadi salah seorang innovator dalam dunia perfilman. Salah satu filmnya yang seperti sebuah bom adalah “Star Wars” yang dibuat pada tahun 1977. “Keberuntungan yang membuatnya seperti badai,” demikian Lucas pernah berujar. Tetapi, kesuksesannya hanya sedikit yang berhubungan dengan keberuntungan. Lalu bagaimana dia melakukannya?
“Saya memiliki rencana yang berbeda untuk hidup saya,” ungkap Lucas menggambarkan hidupnya. “Tetapi kemudian, Anda tahu, saya memiliki sebuah cerita hingga tiba disini.” Keberhasilan Lucas dalam dunia pembuatan film terutama disebabkan oleh semangat dan keahliannya. Lucas pernah mencoba mendaftar di Angkatan Udara, dan Angkatan Darat, namun semua tanda mengarah kepada perfilman.
Dia mengenali kekuatan dan kelemahannya
“Isu penting dari suatu pencapaian adalah menetapkan target yang realistis, namun hal itu adalah yang tersulit karena Anda tidak pernah tahu dengan pasti kemana Anda akan pergi dan kemana yang tidak boleh,” jelas Lucas. Dirinya tahu dengan pasti dimana kekuatannya, dan juga kelemahannya sehingga Lucas selalu mengembangkan keahlian yang baru. Lucas melakukan apa yang perlu ia lakukan untuk mewujudkan mimpinya.
Terus memiliki harapan
“Kuncinya adalah jangan putus harapan,” ungkapnya. “Sulit untuk tidak mengalaminya karena jika Anda melakukannya dengan benar maka Anda akan di dorong hingga titik kehilangan harapan hingga akhirnya kita tiba di sisi lainnya. Anda hanya perlu bertahan.”
Penolakan demi penolakan dialami Lucas, namun ia tetap mengarahkan pandangannya pada visinya, yaitu membuat film. Dia menjaga lingkaran hubungan dengan teman-teman yang terpercaya dimana ia menerima kritikan yang membangun, tetapi ia juga belajar untuk mengabaikan mereka yang hanya membuatnya patah semangat.
Berpikir kreatif
Terhalang dengan tidak adanya tehnologi untuk mendukung film buatannya, Lucas memutuskan untuk membuat inovasi dan menciptakannya sendiri. Kreativitas Lucas dapat Anda buktikan melalui film-filmnya. Jadi Anda bisa bayangkan sebesar apa visi dan kreativitas Lucas yang masih belum ia tuangkan.
Kesediaan untuk membantu orang lain
Dalam menjalani karirnya, Lucas mengerti kuasa dari saling menolong, hal ini menjadi sebuah dorongan yang positif. Dalam mengawali karirnya, Lucas menjaga persahabatannya dengan sesama pembuat film karena ia menyadari hal ini menjadi salah satu hal yang akan membantunya menaiki tangga kesuksesan.
Salah satu hal yang Lucas sadari ialah segala kesuksesan dan kekayaan yang ia capai, semua itu tidak dapat memberikan kebahagiaan. Namun kebahagiaan ia bisa rasakan ketika ia memberi kepada orang lain dengan apa yang telah ia dapatkan.
“Anda bisa menjadi orang yang sangat kaya, dan terkenal seperti yang Anda inginkan, tetapi hal itu tidak akan memberikan Anda kebahagiaan,” ujarnya.
Source : Evancarmichael.com
Richardo Kaka, Alami Kelumpuhan Sebelum Mengguncang Dunia
Lahir di Brasilia tahun 1982 dengan nama Ricardo Izecson dos Santos Leite, Kaka lahir dari sebuah keluarga penginjil yang kaya raya. Namun hal itu tidak membuat ia menjadi sombong dengan mengandalkan kekayaan keluarganya, ataupun mengikuti jalan hidup keluarganya dengan menjadi penginjil. Kaka punya jalannya sendiri dan caranya sendiri.
Sejak kecil ia sangat menyukai sepakbola, bahkan dalam usia remaja ia menjadi pemain yang cukup terkenal di daerahnya dengan bermain sebagai pemain cadangan di klub San Paulo. Namun pada usia 18 tahun sebuah bencana terjadi, ia mengalami cidera punggung yang serius saat sedang berenang. Dokter mengatakan ia tidak bisa bermain sepakbola lagi, bahkan kemungkinan besar akan lumpuh akbibat cidera itu.
Tidak ada tindakan operasi atau terapi yang bisa menyelamatkannya. Hidup Kaka hancur berantakan saat itu, kecintaannya pada sepakbola demikian besar, kini semua harus berakhir, bahkan sisa hidupnya harus diisi dengan menjalani kelumpuhannya. Namun Kaka tahu kemana ia harus minta tolong saat dokter sudah angkat tangan. Kaka bergumul dengan Tuhan, tak putus-putusnya ia berdoa memohon kesembuhannya. Ia bernazar pada Tuhan, bila ia sembuh dan dapat bermain sepakbola lagi, ia akan mempersembahkan seluruh prestasinya itu pada Tuhan Yesus.
Dan keajaibanpun terjadi, setahun setelah kecelakaannya itu tepatnya tahun 2001, Tuhan menyembuhkannya, ia sembuh total dari sakitnya. Bahkan ia dapat merumput bermain sepakbola lagi. Tuhan juga memberikan hadiah bonus, ia tidak lagi menjadi pemain cadangan melainkan menjadi pemain utama dan andalan dalam klubnya.
Tidak ada tindakan operasi atau terapi yang bisa menyelamatkannya. Hidup Kaka hancur berantakan saat itu, kecintaannya pada sepakbola demikian besar, kini semua harus berakhir, bahkan sisa hidupnya harus diisi dengan menjalani kelumpuhannya. Namun Kaka tahu kemana ia harus minta tolong saat dokter sudah angkat tangan. Kaka bergumul dengan Tuhan, tak putus-putusnya ia berdoa memohon kesembuhannya. Ia bernazar pada Tuhan, bila ia sembuh dan dapat bermain sepakbola lagi, ia akan mempersembahkan seluruh prestasinya itu pada Tuhan Yesus.
Dan keajaibanpun terjadi, setahun setelah kecelakaannya itu tepatnya tahun 2001, Tuhan menyembuhkannya, ia sembuh total dari sakitnya. Bahkan ia dapat merumput bermain sepakbola lagi. Tuhan juga memberikan hadiah bonus, ia tidak lagi menjadi pemain cadangan melainkan menjadi pemain utama dan andalan dalam klubnya.
Tuhan membuat permainan Kaka menjadi begitu hebat sehingga manager tim nasional Brazil terpikat akan permainannya, dan memanggil Kaka untuk mengenakan baju kebesaran tim Brazil, emas dan hijau, dipercaya untuk bertarung di piala dunia 2002. Dari sekian banyak bakat baru bersinar di Brazil, ia hanyalah seorang pemain muda yang belum setahun membela klubnya, namun sudah dipanggil masuk tim nasional. Bagi Kaka itu adalah keajaiban dan anugerah yang besar baginya.
Di bawah pembelaannya Brazil pun menang, peristiwa legendaris yang menggemparkan dunia itupun terjadi, Kaka mengangkat seragamnya dan di baliknya ada sebuah tulisan yang menggegerkan, kaos putih itu bertuliskan “I Love Jesus”. Itu terus dilakukannya setiap kali teman-temannya merayakan gol. Dan akhirnya Brazil pun memenangkan Piala Dunia 2002, setelah menaklukan Jerman di final dengan skor 2-0. Dalam parade kemenangan di negaranya sendiri, kaos kesayangan yang bertuliskan ‘I Belong To Jesus’ itu tidak pernah dilepasnya. Hal itu menginspirasi banyak pemain Brazil (bahkan pemain negara lain) melakukan hal yang sama.
Saat diwawancara oleh stasiun TV dan ditanya mengapa ia melakukan hal itu, ia berkata, “Saya ingin memperlihatkan dengan hidup dan kerja saya, apa yang telah Tuhan lakukan bagi saya, supaya orang lain dapat melihat apa yang Tuhan bisa lakukan dalam kehidupan mereka.”
Saat diwawancara oleh stasiun TV dan ditanya mengapa ia melakukan hal itu, ia berkata, “Saya ingin memperlihatkan dengan hidup dan kerja saya, apa yang telah Tuhan lakukan bagi saya, supaya orang lain dapat melihat apa yang Tuhan bisa lakukan dalam kehidupan mereka.”
Permainannya yang cantik di Piala Dunia tidak luput dari perhatian sebuah klub raksasa di Italia, AC Milan. Tidak lama kemudian mereka meminta Kaka masuk dalam timnya sebagai pemain utama. Kaka pun pindah bergabung dengan AC Milan, masuk dalam liga Italia yang keras dan penuh bintang. Namun dalam musim pertamanya di Liga Italia seri A, ia langsung menyumbangkan gelar juara scudetto bagi AC Milan.
Namun cinta dan kesetiannya hanya pada Caroline Celico, kekasihnya yang jauh di Brazil. Walaupun kehidupan pemain sepakbola selalu dikeliling wanita-wanita cantik super model, atau pesta-pesta kemenangan, Kaka selalu menghindari semuanya itu. Tahun 2005, Kaka meminang Caroline, dalam sebuah upacara perkawinan yang sangat sederhana, sangat berbeda dengan pernikahan selebritis lain yang super mewah.
Namun cinta dan kesetiannya hanya pada Caroline Celico, kekasihnya yang jauh di Brazil. Walaupun kehidupan pemain sepakbola selalu dikeliling wanita-wanita cantik super model, atau pesta-pesta kemenangan, Kaka selalu menghindari semuanya itu. Tahun 2005, Kaka meminang Caroline, dalam sebuah upacara perkawinan yang sangat sederhana, sangat berbeda dengan pernikahan selebritis lain yang super mewah.
Kaka membuktikan pada mata dunia, bahwa ia adalah murid Kristus sejati dalam final liga Champion Mei 2007. Menjadi pahlawan kemenangan melawan Liverpool, Kaka langsung merayakan golnya dengan membuka kaosnya dan menunjukan tulisan “I belong to Jesus” kemudian berlutut berdoa bersyukur di tengah lapangan. Teman-temannya yang lain turut merayakannya, tapi mereka mengerti dan tidak mengganggu Kaka yang sedang berdoa. Peristiwa ini ditonton jutaan pemirsa yang menyaksikan final Liga Champion 2007.
Source : Berlowin.com/dpt
Menjadi Orang Tua yang Sukses
Salah satu cara saya untuk belajar adalah menemukan kata-kata bijak dan menerapkannya di dalam hidup saya. Banyak kata bijak yang telah saya temukan dan beberapa di antaranya saya buat sendiri berdasarkan pengalaman diri sendiri dan orang lain. Saya membagikan kumpulan kata bijak ini dengan rendah hati dan berharap orang lain akan menikmati saat membacanya dan belajar dari orangtua, keluarga dan juga kata bijak yang memberikan motivasi. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Tidak ada orangtua yang sempurna sehingga jadilah salah satu orangtua yang punya kekurangan dan juga kelebihan. – Sue Atkins
Anak Anda akan menjadi seperti Anda; jadi bersikaplah sebagaimana Anda ingin mereka bersikap. – David Bly
Berhentilah untuk berusaha membuat anak Anda sempurna, tapi teruslah mencoba untuk menyempurnakan hubungan Anda dengannya. – Dr. Henker
Orangtua perlu mengisi ember harga diri anak mereka dengan sangat tinggi sehingga seluruh dunia tidak mampu mengurasnya sampai kering. – Alvin Price
Saat anak Anda bertumbuh mereka mungkin lupa dengan apa yang Anda katakan, namun mereka tidak akan melupakan bagaimana Anda membuat mereka merasa dikasihi. – Kevin Heath
Berikan dorongan dan dukungan kepada anak-anak Anda karena anak-anak cenderung hidup dengan apa yang Anda percayai atas hidup mereka. – Lady Bird Johnson
Jika anak Anda memiliki kelemahan, ajar mereka untuk mengubahnya menjadi sebuah kekuatan! Satu-satunya kegagalan adalah tidak mencoba. – Kevin Heath
Anak-anak belajar integritas dari kita: “Integritas adalah apa yang kita katakan, apa yang kita lakukan, dan apa yang kita katakan kita lakukan.” – Don Galer
Jika Anda ingin anak-anak Anda berkembang, biarkan mereka mendengar hal-hal baik yang Anda katakan mengenai mereka kepada orang lain. – Haim Ginott
Anak-anak sangat perlu tahu – dan mendengar dengan cara yang dapat mereka pahami dan ingat – bahwa mereka dicintai dan dihargai oleh ayah dan ibunya. – Paul Smally
Seni pengasuhan ibu adalah mengajarkan seni untuk hidup kepada anak-anak. – Elaine Heffner
Biarkan anak-anak Anda mengamati tindakan kebaikan Anda yang tidak mengenal tempat dan waktu, karena hal itu dapat menular. – Kevin Heath
Semua orangtua harus tahu bahwa: “Mereka yang mengenal kesabaran mengenal kedamaian.” – pepatah Cina
Berkomunikasi dengan anak-anak adalah jalan 2 arah, terkadang mereka hanya memerlukan kita hadir untuk mereka dan mendengarkan. – Kevin Heath
Ikatan yang menghubungkan keluarga Anda yang sejati bukanlah satu darah melainkan rasa hormat dan sukacita dalam kehidupan masing-masing. – Richard David Bach
Ketika Anda memberikan sedikit dari diri Anda untuk seorang anak, Anda memberikan sedikit dari diri Anda untuk masa depan mereka! – Kevin Heath
Anda memiliki banyak pilihan. Anda dapat memilih mengampuni ganti balas dendam, sukacita ganti putus asa. Anda dapat memilih bertindak dan bukannya bersikap apatis. – Stephanie Marston
Biarkan anak-anak Anda melihat Anda menolong orang lain dan tidak mengharapkan imbalan apapun. Hal itu bisa menular. – Kevin Heath
Sebarkan cinta kemanapun Anda pergi: pertama-tama di rumah Anda. Berikan cinta kepada anak-anak Anda, kepada suami atau istri, kepada tetangga di samping Anda. – Mother Teresa
Kebaikan kecil dan acak dapat membuat perbedaan di dunia dan di dalam kehidupan seseorang. – Kevin Heath
Cinta dan rasa hormat merupakan aspek yang paling penting dari pengasuhan, dan untuk semua jenis hubungan. – Jodie Foster
Berbagi adalah peduli – mengajar anak-anak kita untuk berbagi adalah mengajar mereka untuk berbelas kasihan dan mengasihi. – Kevin Heath
Jika Anda memiliki banyak, berikan kekayaan Anda. Jika Anda memiliki sedikit, berikan hati Anda. – pepatah Arab
Saat berbicara dengan anak, bukan tentang apa yang kita katakan tapi bagaimana kita mengatakannya! Perhatikan nada suara dan komunikasi non verbal Anda.
Saat berbicara dengan anak-anak saya, saya dapat membuat mereka mendengar lebih baik dengan tidak berbicara sambil memandang mereka di bawah, namun berbicara dengan mereka sejajar sambil menatap mata mereka. – Kevin Heath
Ujian karakter yang sebenarnya dari seseorang adalah bagaimana mereka memperlakukan orang lain yang tidak mereka butuhkan dalam kehidupan. – Lee Corso
Hadiah terbaik adalah memberikan dari hati Anda. – Kevin Heath
Sebagai seorang tentara saya bangga dengan hal itu, namun saya lebih bangga menjadi seorang ayah. – Jenderal Douglas MacArthur
Hadiah dan investasi terbaik yang dapat Anda berikan kepada anak Anda adalah waktu Anda. – Kevin Heath
Sangat penting untuk mengakui kesalahan Anda dan meminta maaf kepada anak Anda. Hanya dengan cara itu Anda akan membangun kepercayaan. – Kevin Heath
Pria, wanita maupun anak-anak, kita semua dapat memiliki dampak besar bagi orang-orang di sekitar kita. Kita dapat mengubah dunia, satu orang pada satu waktu! – Kevin Heath
Dorong anak-anak kita untuk bermimpi: “Imajinasi akan membawa kita ke dunia yang tidak pernah ada. Namun tanpa imajinasi kita tidak akan pergi kemana-mana.” – Carl Sagan
Jangan takut untuk memberikan tanggung jawab kepada anak-anak, hadirlah di sana untuk membimbing dan mendukung mereka, tidak hanya melakuan hal-hal bagi mereka. – Kevin Heath
Kehadiran lebih dari sekedar ada di sana. – Malcolm Forbes
Biologis menjadikan kita ayah dan ibu, apa yang ada di dalam hati menjadikan kita mama dan papa. – Kevin Heath
Sudah saatnya bagi orangtua untuk mengajar anak muda dalam keragaman dimana ada keindahan dan ada kekuatan. – Maya Angelou
Cinta adalah memberikan waktu dan perhatian yang tak terbagi kepada anak-anak Anda. – Kevin Heath
Cara paling pasti untuk memenangkan hati seorang anak adalah dengan menghabiskan waktu bersama dengan mereka. – Kevin Heath
Anda tidak memilih keluarga Anda. Mereka adalah karunia Tuhan bagi Anda. – Desmond Tutu
Pada akhirnya anak-anak tidak akan mengingat mainan mahal yang Anda belikan untuk mereka, namun mereka akan mengingat waktu yang Anda habiskan bersama dengan mereka. – Kevin Heath
Jika anak hidup dalam penerimaan dan persahabatan, ia belajar untuk menemukan cinta di dunia. – Dorothy Law Neite
Orangtua perlu mendengar sebanyak yang mereka harapkan dari anak-anak mereka: “Tugas pertama dari cinta adalah mendengarkan”. – Paul Tillich
Anak-anak belajar apa yang mereka hidupi. – Dorothy Law Neite
Pujilah anak-anak Anda secara terbuka, tegur mereka secara diam-diam. – W. Cecil
Lakukan ini setiap malam: “Selalu cium anak Anda di malam hari – bahkan jika mereka sudah tertidur.” – H. Brown, Jr
Orangtua juga membuat kesalahan, jangan coba sembunyikan atau menutupi hal itu dari mereka. Akui kesalahan itu dan ajar anak Anda dari kesalahan yang Anda buat. – Kevin Heath
Bagi saya, pengasuhan bicara tentang kepercayaan. Jika Anda tidak hidup dari apa yang Anda katakan atau lakukan, bagaimana Anda berharap anak-anak Anda akan mendengarkan Anda? – Kevin Heath
Apa yang saya sukai dari anak-anak adalah kemampuan bawaan mereka untuk mencintai tanpa syarat – kita semua dapat belajar dari hal ini. – Kevin Heath
Tips parenting: pujilah anak Anda akan suatu hal baik yang mereka lakukan saat mereka berpikir Anda sedang tidak memperhatikannya! – Kevin Heath
Jika anak-anak Anda mengagumi Anda, Anda telah sukses melakukan pekerjaan terbesar dalam hidup ini. – Unknown
Kata bijak terfavorit yang memiliki dampak terdalam dalam hidup saya adalah ini: Hiduplah sedemikian rupa sehingga ketika anak-anak Anda berpikir tentang keadilan dan integritas, mereka memikirkan Anda – H. Jackson Brown Jr.
3 Orang Sukses Umur 20an
Di jaman dot com ini, sukses di usia muda adalah impian banyak orang. Nama-nama seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg, Michael Dell, Steve Jobs, dan Ted Turner adalah contoh mereka yang sukses mengejar mimpi mereka di usia muda. Tapi tahukah Anda banyak anak-anak muda yang usianya belum 22 tahun dan masih kuliah namun bisa menjadi seorang milyader dengan mengantongi kekayaan jutaan dolar dengan usahanya? Berikut ini adalah beberapa usahawan muda yang sukses sebelum usia 22 tahun.
Jason Brian
Di musim panas 2008, setelah kelulusan SMAnya, Jason bekerja di departemen marketing di penjualan mobil South Florida. Dia tahu pasti bahwa masa depan marketing adalah di web.
“Dengan setengah biaya, saya bisa mendapatkan hasil berlipatganda,” ujar Brian. Ia membeli iklan online dan menggunakan pengoptimalan mesin pencari, dan hasilnya luar biasa. Tiga tahun kemudian, di umurnya yang ke 21, Brian mengeluarkan kurang dari 10.000 dolar dari tabungannya dan membuat website yang membuat para pelanggannya bisa memilih dan membeli mobil secara online. Web itu bernama Autocricket.com, dan berhasil menarik investor enam bulan setelah diluncurkan. Di tahun 2009 web itu menghasilkan keuntungan 1.2 juta dolar tepat waktu Brian berumur 22 tahun. Di tahun 2010 hebatnya keuntungannya berlipat menjadi 6 juta dolar.
Joshua Dziabiak
Anak berumur 18 tahun menjual perusahaan pertamanya di tahun 2005 seharga kurang lebih 1 juta dolar. Dia membeli mobil secara tunai dan sebuah TV flat, lalu sisanya ia investasikan di perusahaan lain, termasuk Showclix, usaha yang ia jual itu. Di tahun 2009 Joshua telah mengumpulkan kekayaan sekitar 1 juta dolar, dan nilai perusahaannya sekitar 2,75 juta dolar. Nilai itu berlipat ganda hingga 9 juta dolar di tahun 2010.
Daniel Gomez Iniguez
Diusianya ke 20, Daniel meluncurkan Solben, sebuah perusahaan yang mendisain dan memproduksi minyak dari tanaman untuk bahan bakar diesel. Dia menjual kepada klien pertamanya 150.000 – 75.000 dolar di depan untuk memproduksi produknya dan di ikuti 75.000 dolar pada saat dikirim. Perusahaan yang berada di Mexico ini menghasikan 1 juta dolar lebih sedikit di tahun pertamanya, dan hari ini Daniel memiliki 15 pegawai sedangkan ia sendiri baru masuk tahun pertamanya di bangku kuliah.
Anda lihat, dari 3 orang di atas adalah anak-anak muda di usia 20-an tahun yang berhasil mencapai sukses. Jika mereka bisa, Anda juga bisa.
Source : Forbes.com
Kunci Hidup Sejahtera : Mengucap Syukur
Mengucap syukur akan membuat kita menikmati kebaikan Tuhan dalam hidup kita, mengambil waktu untuk menghitung berkat-berkat kita. Terlalu sering, pikiran kita memikirkan masalah yang tidak terselesaikan, kesempatan yang hilang, hubungan yang berakhir, janji yang tidak ditepati, mimpi yang pudar, ketakutan akan masa depan yang tidak pasti, penyesalan, dan kerinduan yang tak sampai.
Saat hidup tidak dipenuhi tantangan dan kekecewaan, hal itu juga mendatangkan sukacita yang besar kepada kita: masalah terselesaikan, merebut peluang, membangun hubungan, janji-janji yang ditepati, mimpi yang terwujud, pengharapan yang menyingkirkan ketakutan kita – berkat demi berkat.
Sikap mengucap syukur menyediakan jalan hidup yang membawa kita dapat melalui saat-saat paling gelap dan ketidakpastian hidup yang mencapai ke kedalaman jiwa kita dengan kesadaran akan kesetiaan Allah yang tersedia bagi kita. Semangat yang sama dari ucapan syukur menyebabkan hati kita meluap dengan sukacita.
Ucapan Syukur Dan Kesehatan Fisik Anda
Para peneliti dalam komunitas psikologis dan medis telah mempelajari dampak sikap positif pada kesehatan fisik dan mental. Laporan menunjukkan bahwa mengucap syukur tidak hanya mendorong kenikmatan hidup namun juga memiliki nilai positif yang signifikan dalam membantu orang menghadapi tantangan hidup.
Beberapa tahun yang lalu, para peneliti Robert A. Emmons dari University of California, Davis dan Michael E. McCullough dari University of Miami melakukan penelitian pada dimensi dari ucapan syukur.
Mereka meneliti bagaimana sikap mengucap syukur dapat mempengaruhi emosional dan kesejahteraan fisik kita. Laporan mereka meliputi pengamatan berikut ini:
1. Dalam perbandingan percobaan, mereka yang terus memiliki sikap mengucap syukur dengan berlatih membuat jurnal mingguan, dilaporkan lebih sedikit mengalami gangguan fisik, merasa lebih baik mengenai hidup mereka secara keseluruhan, dan lebih optimis menghadapi minggu berikutnya dibandingkan mereka yang sibuk atau hidupnya biasa-biasa saja.
2. Partisipan yang terus mendaftar hal-hal yang mereka syukuri lebih mungkin membuat kemajuan ke arah tujuan personal yang penting (akademik, interpersonal, dan kesehatan).
3. Peserta yang mengucap syukur setiap hari dilaporkan lebih mungkin membantu orang lain yang memiliki masalah pribadi maupun menawarkan dukungan emosional.
4. Mereka yang senang mengucap syukur dilaporkan memiliki tingkatan emosi positif yang lebih tinggi, kepuasan hidup, vitalitas, dan optimis, dan memiliki depresi serta stres yang lebih rendah.
Disposisi ke arah ucapan syukur muncul untuk meningkatkan perasaan yang menyenangkan dan mengurangi emosi yang tidak menyenangkan. Penelitian mencatat mereka yang senang mengucap syukur tidak menyangkal maupun mengabaikan aspek-aspek kehidupan yang negatif.
Rupanya, individu-individu yang disurvei yang merefleksikan ucapan syukur setiap hari dari berkat yang mereka terima memiliki perasaan sejahtera yang lebih sehat. Betapa akan berbedanya hidup ini, bagi kita maupun bagi dunia, jika kita memiliki jurnal ucapan syukur.
Tetap Mengucap Syukur Di Tengah Ujian
Kecewa, patah semangat, putus asa. Inilah yang dirasakan banyak orang yang menemui kegagalan. Banyak hal yang telah dilakukan dan berjuang untuk melalui berbagai tantangan, bertekad untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan, untuk pada akhirnya menemukan diri mereka di tempat yang berbeda. Jauh dari apa yang mereka harapkan sebelumnya. Jauh dari apa yang mereka rencanakan.
Namun bagi mereka yang tidak menyerah, mereka tidak kembali ke dalam kekalahan. Mereka akan berhenti dan mengambil waktu untuk kembali menyusun pikiran yang tenang, melengkapi diri setelah melalui perjalanan yang sulit, dan mengumpulkan informasi tentang pilihan-pilihan lain. Kemudian mereka bergerak maju dengan keberanian, harapan dan optimisme ke arah masa depan yang baru.
Ucapan syukur bagi orang-orang seperti ini lebih dari suatu cara sederhana yang menghargai berkat. Namun ucapan syukur itu adalah semangat mengucapkan terima kasih yang menggenang dari dalam dan tumpah pada orang-orang di sekitar mereka. Mereka memperhitungkan kesulitan dan ketidakpastian dari masa depan, namun mereka menarik kekuatan dan harapan dengan mengucap syukur. Mereka memilih untuk bersyukur bagi penyediaan Allah atas berkat-berkat yang telah IA berikan kepada mereka bagi orang lain.
Saat ini adalah bagian kita untuk berhenti dari tantangan dan kesibukan diri untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan dengan merefleksikan berkat-berkat yang kita terima. Semoga kita mengambil waktu setiap hari untuk mengucap syukur dan mengekspresikan rasa terima kasih kepada Sang Pemberi Karunia, untuk membagikan karunia hidup yang kita miliki, dan membiarkan semangat ucapan syukur melimpah dalam pujian gembira.
Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun. (Mazmur 100:1,2,4,5)
Source : cbn.com
Jalani Hidup Bebas Stress
Saatnya untuk bersantai dan menjalani minggu bebas stres! Hal ini mungkin mudah untuk dikatakan tapi Anda dapat membuatnya menjadi kenyataan jika Anda benar-benar mengikuti saran saya. Saya ingin membagikan tips untuk menjalani minggu bebas stres kepada Anda. Kita semua perlu beristirahat sekali-sekali dan stres telah menjadi masalah utama pada hari-hari ini. Berikut adalah cara untuk menjalani minggu bebas dari stres...
1. Berlibur Di lokasi Eksotis
Lokasi ini mungkin jauh dari mana-mana, tapi ini merupakan cara yang sempurna untuk menyingkirkan hari-hari stres Anda. Anda dapat pergi ke pulau atau tempat dengan pemandangan indah di suatu tempat yang belum pernah Anda datangi sebelumnya. Ketika Anda melakukan hal ini, Anda akan menemukan diri Anda bebas stres dan merasa lebih baik.
2. Menjadi Proaktif Dengan Sikap Positif
Stres hanya akan mendatangi Anda jika Anda mengizinkannya. Anda dapat selalu berpikir positif dan hal ini dapat membantu Anda untuk melalui hari. Anda dapat melihat sisi positif dari setiap situasi dan membuatnya menjadi baik. Selalu lihat ke atas dan jangan ke bawah. Anda telah berada di jalan yang tepat untuk melalui minggu yang bebas dari stres.
3. Habiskan Akhir Minggu Dengan Diri Anda Dan Anak-Anak Anda
Ada begitu banyak orang yang mengatakan bahwa menghabiskan waktu bersama dengan anak-anak akan menimbulkan stres. Tapi saya memiliki pendapat yang berbeda mengenai hal itu. Ketika saya menghabiskan waktu dengan anak-anak saya, saya justru merasa rileks dan bahagia bersama mereka. Anak-anak bisa menjadi penghilang stres yang sempurna. Anda dapat berkemah maupun pergi berlibur bersama mereka.
4. Menginap Di Kondominium Atau Hotel Yang Berada Di Pantai
Air laut selalu memiliki efek yang baik bagi suasana hati seseorang. Banyak orang yang mencium aroma laut dan tahu sudah waktunya untuk rileks mendengarkan deburan ombak dan berjemur di bawah matahari. Selalu pastikan Anda memakai sunscreen, karena kanker kulit itu jahat. Kondominium juga biasanya memiliki kolam renang dan kolam air panas.
5. Bebaskan Diri Anda Dari Pekerjaan Kantor Di Akhir Minggu
Jangan kerjakan pekerjaan kantor di akhir minggu. Selalu pastikan Anda tidak meletakkan pekerjaan Anda dalam resiko. Anda akan menemukan bahwa sebagian besar stres Anda berasal dari pekerjaan. Anda bahkan dapat pergi berlibur.
6. Pergi Ke Restoran Yang Tenang
Ada beberapa restoran yang memiliki ruang pribadi. Anda dapat pergi ke sana bersama suami Anda maupun sendiri. Anda bisa mendapatkan makanan favorit Anda dan menikmati makanan lezat.
7. Pergi Ke Alam Bebas Sendiri Maupun Bersama Pasangan Anda
Alam bebas selalu menjadi cara saya untuk terhubung dengan dunia dan mendapatkan lingkungan bebas stres. Terkadang pergi kemping dengan orang yang Anda kasihi maupun sendirian dapat membantu untuk bebas dari stres. Cobalah untuk memilih tempat tenang dimana tidak banyak didatangi orang. Ketika Anda berada di tempat yang banyak gangguan bisa jadi itu menjadi lingkungan yang dapat menimbulkan stres.
Stres dapat terus meningkat dan memendekkan umur Anda. Apakah Anda lelah karena berada di lingkungan yang membuat Anda stres dan memerlukan jalan keluar? Jangan biarkan stres mengendalikan Anda. Cobalah beberapa tips ini dan lihatlah apakah akan berpengaruh pada Anda.
Source : allwomenstalk
Subscribe to:
Posts (Atom)